Cynthia Venika
“Saya bahagia karena saya bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan menjadi yang terbaik di usia muda merupakan sebuah lembaran emas dalam buku hidup saya”
Di usia 26 tahun, Cynthia Venika adalah Consultant Oriflame termuda di dunia yang meraih peringkat Diamond Director. Prestasi demi prestasi dilampauinya dengan gemilang, antara lain; menjadi orang Indonesia pertama yang meraih peringkat Executive Director, apalagi di akhir tahun 2006 beliau berhasil pula menjadi orang pertama di Asia yang meraih peringkat Senior Executive Director.
Awalnya ketertarikan Cynthia pada Oriflame hanya sebatas kepada produk dan katalog yang ditawarkan teman kantor kakaknya. Kala itu, Cynthia yang langsung tertarik dengan produk-produk Oriflame yang menarik, apalagi harganya juga terjangkau sehingga bagi Cynthia yang waktu itu masih kuliah semester 5 tentu saja bisa membantunya untuk berhemat.
Suatu saat, Cynthia berkunjung ke kantor Oriflame dan melihat antusiasme yang terpancar dari wajah orang-orang yang saat itu tengah menyaksikan presentasi bisnis Oriflame. Ia pun kemudian tersadar betapa banyaknya penghasilan yang bisa didapatnya dengan merekrut, serta bonus dan insentif lainnya. Ditambah lagi setelah Cynthia menyaksikan kesuksesan dari para upline-nya seperti Ibu Nanny dan Ibu Een. ”Sosok ibu rumah tangga yang sukses membina rumah tangga dan karir dan selalu bertamasya keliling dunia yang merupakan impian saya dari kecil membuat saya yakin bahwa Oriflame adalah masa depanku,” ujar Cynthia.
Walaupun sempat menjalani bisnis Oriflame paruh waktu, akhirnya Cynthia memutuskan fulltime. Setelah tiga tahun memfokuskan diri pada bisnis Oriflame, Cynthia berhasil menghimpun 1,000 Downline, yang tersebar di seluruh Nusantara. “Saya amat menyukai penghargaan-penghargaan juga rekognisi yang diberikan, dan kebersamaan di Oriflame merupakan bonus tersendiri,” ungkap Cynthia. Obsesinya saat ini adalah untuk mencapai peringkat tertinggi dan mempunyai 100 Diamond Director dalam grupnya.
Keinginan Cynthia untuk membahagiakan ibunda-nya merupakan motivasi terkuat dalam dirinya untuk mencapai sukses. “Saya bersyukur, Oriflame membantu saya dalam memenuhi impian saya untuk membahagiakan Mama sebelum beliau meninggal, dan saya selalu ingat akan pesan Mama – untuk selalu melakukan yang terbaik dalam hidup saya, ” kenangnya.
“Saya selalu menceritakan kisah-kisah sukses tentang bagaimana Oriflame telah mengubah hidup banyak orang – khususnya saya,” tegasnya. Cynthia juga mengatakan kepada mereka bahwa ia akan mendukung mereka dengan sepenuh hati. Namun, ia juga menegaskan bahwa hal terpenting dalam bisnis ini adalah CFC – Commitment (komitmen), Focus (fokus) dan Consistency (konsistensi). Itulah yang membuatnya berhasil memiliki tim terbaik.
Sumber : http://id.oriflame.com
Senyum tak pernah lepas dari wajah Cynthia. Wanita dengan penghasilan lebih dari Rp 100 juta sebulan yang tinggal di apartemen MTA ini berujar bangga, Semua yang saya dapatkan berkat produk-produk yang hebat ini. Kini, wanita yang masuk dalam daftar top 15 konsultan Oriflame dunia dengan omset terbesar ini berada di posisi senior executive director (SED). Ini adalah level tertinggi satu-satunya yang berhasil diraih distributor OI, bahkan di Asia (2006-07). Bandingkan dengan Rusia — negara yang mencatat penjualan tertinggi di seluruh jaringan Oriflame dunia — yang berhasil mengantarkan konsultannya ke level presiden direktur, level tertinggi untuk Oriflame global.
Selain Cynthia, terdapat sejumlah distributor top yang juga mencatat penjualan yang tinggi di OI. Mereka adalah double diamond yang berada dua tingkat di bawah Cynthia. Tiga di antara 6 DD tersebut merupakan jaringan wanita yang telah mengunjungi 25 negara sebagai bonus atas keberhasilannya di OI ini.
Bagi Cynthia yang pada 2006 meraih mobil mewah All New Camry, titik balik pencapaian yang luar biasa terjadi pada 2001. Saat itu ia melompat dua level di atasnya dan bertengger pada level diamond. Bonus atau penghasilannya pun naik drastis menjadi Rp 25 juta/bulan. Banyak orang yang terkejut ketika pada 2002 ia merangsek ke level double diamond. Saya berhasil membuktikan, ada juga orang yang berhasil gol ke level ini. Karena, saat itu banyak orang berpikir susah banget, ujar wanita yang tercatat sebagai double diamond termuda (26 tahun) di seluruh jaringan Oriflame di dunia ini. Alhasil, ia pun menangis ketika membawa Sang Merah Putih di Guetamala dalam acara Double Diamond Conference. Itulah untuk pertama kalinya ada orang Indonesia datang dalam acara tersebut, ujarnya bangga. Keberhasilan ini membawanya melewati upliner-nya, Niolana Venika, yang notabene kakak kandungnya sendiri yang bertahan di posisi diamond. Pada 2006 Cynthia berhasil mencapai posisi SED setelah meraih level executive director pada 2005.
Yang menarik sebenarnya mencermati kinerja OI. Setelah hadir di Indonesia selama 21 tahun (sejak 1986), baru beberapa tahun belakangan ini kinerjanya meroket. Sumber SWA di OI mengungkapkan, setiap bulan pada 2007 perusahaan asal Swedia ini mencatat penjualan hampir Rp 30 miliar/bulan. Dibandingkan tahun 2006, OI mengalami pertumbuhan hingga 100%. Pencapaian yang luar biasa tinggi untuk perusahaan penjualan langsung. “Kami akan menjadi perusahaan penjualan langsung nomor satu di Indonesia,†kata Cynthia yang lahir di Bangka, 8 Juni 1975, optimistis.
Bagaimana kontribusi jaringan Cynthia? Sangat signifikan. Tahun 2006, ia mencatat penjualan sekitar Rp 7 miliar/bulan. Tahun 2007 naik hingga ke kisaran Rp 16 miliar/ bulan. Dan target 2008, Cynthia berharap naik satu level lagi sebagai gold executive director (GED). Bahkan, bersama Smart Club — klub yang didirikannya bersama Niolana dkk. untuk mendukung kinerja timnya Cynthia bervisi mencetak 100 diamond pada 2010 dan meraih posisi presdir pada saat yang sama.
Sebagai catatan, untuk mencapai posisi tertinggi tersebut, ia harus memiliki 50 direktur. Padahal, saat ini dalam posisi SED, ia baru memiliki 18 direktur. Untuk target terdekat, GED, ia harus punya 22 direktur. Hanya dalam hitungan bulan saya akan menggolkan beberapa direktur lagi sehingga masuk kualifikasi satu level lagi, ujarnya. Jika ia berhasil naik ke level ini, dipastikan pada 2008 bungsu dari 12 bersaudara ini akan meraih mobil mewah Mercy.
Perjuangan Cynthia menjadi distributor top cukup panjang. Ia memulai bisnis ini pada Januari 1997. Waktu itu ia masih tercatat sebagai mahasiswa semester VI di UBiNus. Namun hanya 6 bulan aktif, ia sibuk menyelesaikan skripsi sehingga vakum di OI. Baru pada 1998, ia mencoba aktif lagi. Sayangnya terjadi krismon sehingga berhenti sejenak. Aktif kembali pada akhir 1999. Saat itu saya bulat untuk berbisnis Oriflame, ujarnya. Pada Oktober 1999 ia naik menjadi manajer. Dan, pada tahun 2000 ia berhasil menembus level gold director. Alhasil, ia mendapat bonus perjalanan ke Hong Kong. Saya sangat terkesan karena itulah perjalanan pertama kali saya dan membawa Mama, ujarnya sambil menambahkan, penghasilannya waktu itu mencapai Rp 7 juta/bulan.
Dalam bekerja, ia berprinsip, “Jadilah role model dan insan yang berbobot. Untuk itu, ia harus menunjukkan kepada downliner-nya bahwa ia bisa maju, sehingga mereka akan termotivasi. Selain itu, tahu apa yang harus dilakukan, yaitu mengikuti sistemnya. Dan terakhir, mau membayar harganya. Artinya, mau mengeluarkan energi, waktu dan pikiran.
Keberhasilan Cynthia ternyata tak pernah disangka oleh keluarganya. Kami mengenal ia sebagai anak yang pemalu dan tak tahu marketing, ujar Niolana. Namun diakuinya, sejak kecil adik bungsunya itu cerdas, rajin dan gigih. Itulah sebabnya, Cynthia pantang mendapat nilai jelek di sekolah. Ketika pertama kali bekerja pada 1998, Cynthia terkejut: gajinya sekitar Rp 750 ribu/bulan. Hanya sebulan bertahan bekerja, Cynthia langsung menjalankan Oriflame dengan sungguh-sungguh,ujarnya menceritakan pemicu adiknya menjalankan bisnis Oriflame. Dikatakan Niolana, kelebihan Cynthia adalah pada relationship-nya. Ia tahu membina hubungan baik dan membawa orang. Selain itu, ia selalu positive thinking, tuturnya.
Sumber : http://swa.co.id
Silakan klik SimpleBizNet untuk join.