Tuesday, October 22, 2013
Rosalia Mera : "Co-Founder" Zara
Dari sekian banyak brand fashion di dunia, Zara termasuk salah satu brand yang jadi incaran pencinta mode. Sampai saat ini, Zara sudah memiliki 6.000 cabang yang tersebar di seluruh dunia.
Kisah sukses brand fashion ini tak lepas dari tangan dingin Rosalia Mera sebagai co-founder-nya. Tangan dinginnya membuat perempuan ini menjadi salah satu miliarder Spanyol dan menjadi ratu fashion dunia dengan kekayaan sekitar Rp 64 triliun lebih.
Rosalia yang memulai usaha pakaiannya, Inditex Group, pada tahun 1960 ini meninggal pada Kamis (15/8/2013) lalu. Perempuan kelahiran 28 Januari 1944 ini dilaporkan meninggal karena serangan stroke ketika sedang berlibur di Pulau Menorca, Spanyol. Ia meninggal dalam usia 69 tahun setelah dibawa ke rumah sakit di A Coruna, Spanyol.
"Inditex Group sangat berduka dan merasa kehilangan. Kami kehilangan orang yang sudah memberikan banyak kontribusi dan usul untuk perkembangan perusahaan," ungkap juru bicara Inditex Group (perusahaan induk yang menaungi Zara).
Selama hidupnya, perempuan yang drop out dari sekolah pada usia 11 tahun ini telah memberikan banyak pelajaran tentang membangun bisnis dan mencapai kesuksesan di bidang fashion. Berikut beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari usaha Mera membesarkan Zara.
1. Lakukan apa yang Anda anggap baik
Mera bukanlah lulusan sekolah tinggi dalam bidang fashion atau ekonomi dan tidak juga bekerja sebagai penjahit dari usia muda. Meski demikian, Mera memiliki keyakinan bahwa ia bisa sukses dalam usaha fashion. Kepercayaan diri ini membantunya yakin untuk membangun bisnis dari nol bersama mantan suaminya, Armancio Ortega.
Bersama Ortega, Mera mulai memproduksi pakaian dan gaun di rumah mereka di Spanyol. Usaha ini pun berkembang dan menjadikan Zara sebagai salah satu pelopor fast fashion dan bisnis ritel fashion paling sukses di dunia.
Mera memang bukan peramal yang bisa tahu bahwa ke depan bisnisnya bakal sukses. Namun, dengan keyakinan dan usahanya, Mera menunjukkan bahwa fokus pada keterampilan, menemukan dan menciptakan peluang, serta usaha keras adalah rumus klasik yang nyata untuk sukses.
2. Hati-hati pilih nama
Kabarnya, dulu Mera dan Ortega memilih nama Zorba untuk bisnis mereka. Zorba adalah seorang pahlawan dalam mitologi Yunani. Sayangnya, namanya ini ternyata sudah dipakai orang lain sebagai nama usahanya. Zorba pun diubah menjadi Zara. Sulit membayangkan harus berganti nama (karena Anda tahu filosofi dan harapan di dalamnya sangat bagus), namun apa mau dikata kalau sudah kalah lebih baik cepat pilih nama.
Lewat kejadian ini, Mera belajar bahwa menemukan nama yang tepat tidaklah mudah. Kuncinya adalah melakukan survei untuk memilih nama usaha dan mengalah jika ternyata Anda bukanlah orang pertama yang punya nama itu. Survei ini juga penting dilakukan untuk menghindari masalah duplikasi nama usaha, apalagi kalau sudah dipatenkan.
3. Memadukan cinta dan bisnis bisa berakibat fatal
Cinta dan bisnis adalah dua hal yang sulit diatur alurnya. Enrique Badia dalam bukunya, Zara and Her Sisters: The Story of the World's Largest Clothing Retailer, menuliskan bagaimana hubungan Mera dan Ortega mulai renggang setelah kelahiran anak kedua mereka, Marcos Ortega Mera, yang lahir dengan gangguan perkembangan. Mera menyerah bekerja di perusahaan dan fokus mengurus anaknya. Tak lama, Ortega dikabarkan berselingkuh dengan perempuan lain.
Pasangan ini akhirnya berpisah tahun 1986 dan memutuskan membagi dua saham perusahaan. Ortega memiliki saham 60 persen, dan Mera hanya 5,1 persen. Perpisahan ini juga akhirnya membuat Mera menyerahkan kursi kepemimpinan perusahaan kepada Ortega.
"Ketika terlibat pada hubungan kerja dan cinta, biasanya akan berakhir seperti ini. Dalam hubungan cinta, perempuan cenderung tunduk pada suami. Sedangkan dalam hubungan bisnis, orang yang paling dominanlah yang akan mengambil kendali perusahaan," jelas Lisa Brateman, relationship coach di New York.
Ia juga mengungkapkan bahwa pasangan yang memiliki dua hubungan seperti ini rentan bercerai karena kesulitan memisahkan masalah pribadi dan pekerjaan.
4. Jangan mudah terbawa emosi
Meski sudah bercerai, nyatanya Mera tak lantas terbawa emosi untuk memperebutkan haknya sebagai co-founder Zara. Mera tetap menerima bagian sahamnya yang berbeda jauh dengan mantan suaminya.
Meski menyerahkan kursi jabatan kepada mantan suaminya, Mera tidak lantas menjual sahamnya. Ia justru tetap memertahankan saham di perusahaan yang juga dibangunnya puluhan tahun silam. Ini rupanya dilakukan sebagai bentuk pengabdian dan penghargaan atas upaya dan kerja kerasnya selama ini, sekalipun hubungan pribadinya dengan mantan suami cukup pahit. Namun, ini bukan alasan untuk meninggalkan hal manis dari kesuksesan kerja kerasnya bersama Ortega.
5. Gunakan kekuatan Anda untuk hal-hal baik
Sekalipun tak memegang jabatan langsung di perusahaan Inditex, Mera tetap dianggap sebagai sosok yang powerful. Hebatnya, ia tetap rendah hati dan memutuskan untuk menggunakan kekuatannya untuk tujuan yang baik.
Mera dilaporkan banyak terlibat beragam aktivitas sosial di Spanyol, seperti penentangan aborsi terhadap pemerintah Spanyol, upaya penghematan, peningkatan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat. Dia juga dilaporkan banyak menginvestasikan uangnya untuk penelitian kanker, dan memberikan dukungan pada orang cacat fisik dan mental.
Memang, kekayaan membuat Mera jadi sosok yang bisa bicara dan didengar masyarakat. Namun, yang bisa dicontoh oleh para pemilik usaha adalah Anda tidak boleh hanya fokus pada usaha dan kesuksesan semata. Perhatikan juga isu sosial yang terjadi di sekitar Anda. Ingatlah bahwa usaha tak akan sukses tanpa adanya dukungan dari masyarakat sekitar.
6. Nikmati yang Anda miliki
Hidup terlalu indah untuk dilewatkan. Mera pun menyadari hal ini, dan ia pun terlihat sangat menikmati segala yang dimilikinya, anak-anak, usaha, dan lingkungan sosialnya.
Mera dilaporkan sangat sering mengunjungi komunitas tempatnya bergabung, dan juga sering menghabiskan waktunya di restoran lokal dan bar. Pelajaran yang penting adalah, sebagai pemilik usaha Anda harus pandai membagi waktu antara bekerja, merayakan keberhasilan, serta bergaul dengan teman dan keluarga.
Sumber :
Smart Company, Huffington Post
http://female.kompas.com
Labels:
Girl Power
,
Inspirator
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment