Thursday, April 10, 2014

Konsep Dasar Profit dari Bisnis MLM


“Jika pandangan anda tentang bisnis MLM yang selama ini anda kenal sangat buruk, karena hanya akan menjadikan anda seorang sales, memiliki marketing plan yang rumit, dan SULIT untuk mendapatkan passive income yang dijanjikan, ANDA BENAR..!!!

Tetapi teruslah membaca, anda akan menemukan penjelasan terhadap seluruh pertanyaan anda tentang bisnis MLM dan sekaligus akan menemukan sebuah bisnis MLM yang akan menjadi solusi kehidupan finansial anda secara total, dan 
pandangan anda yang negatif tentang bisnis MLM akan berubah 100% ..!!!”

Saat ini di Indonesia, perkembangan bisnis Multilevel Marketing telah menjadi sebuah fenomena yang luar biasa. Hampir semua masyarakat Indonesia sudah mengenal bisnis MLM dan bahkan sebagian besar pernah bergabung dan menjalankannya.

Ada ratusan perusahaan MLM, mulai dari yang kelas teri sampai yang skala International, dan semuanya menjanjikan penghasilan ratusan juta rupiah, mendapatkan bonus berupa mobil mewah, rumah mewah, bahkan kapal pesiar dan pesawat terbang pribadi.

Sebenarnya, Multilevel Marketing adalah sebuah terobosan ekonomi yang sangat luar biasa, dimana seseorang dapat memperoleh penghasilan yang sangat besar dari hanya membeli sebuah produk MLM dan melakukan kegiatan promosi sederhana.

Tetapi anehnya, yang justru menjadi pertanyaan besar adalah mengapa hanya segelintir orang yang berhasil mendapatkan penghasilan besar yang dijanjikan, sementara di sisi lain sebagian besar lagi bukan hanya gagal, tetapi kecewa bahkan trauma ketika mendengar istilah “bisnis MLM”.

Disinilah akan dibahas mengapa terjadi kegagalan yang begitu besar pada orang-orang yang menjalankan bisnis MLM dan apakah ada sebuah bisnis MLM yang bisa menjadi solusi jawaban atas kegagalan tersebut?

KONSEP DASAR MULTILEVEL MARKETING
Multilevel Marketing adalah sistem/cara alternatif (selain menggunakan cara konvensional) bagi sebuah perusahaan memasarkan sebuah produk/barang dengan menggunakan konsumen sebagai distributor sekaligus sebagai promotor.

Proses sebuah produk yang diproduksi oleh pabrik sampai ke tangan pembeli dapat dibagi menjadi:
• Sistem konvensional (jaringan distribusi dibangun oleh perusahaan)
• Sistem Multi Level Marketing (jaringan distribusi dibangun oleh individu-individu)

Misalkan sebuah produk rokok A, harga Rp. 5.000 sampai ke konsumen:

KONVENSIONAL
MULTI LEVEL MARKETING

PABRIK
Biaya proses produksi dan keuntungan pabrik:
  1. Material, Operasional, Administrasi, Bunga Bank, dll Misalnya total Rp 1.800,-
  2. Keuntungan Pabrik Misalnya Rp 700,-
PABRIK
Biaya proses produksi dan keuntungan pabrik:
  1. Material, Operasional, Administrasi, Bunga Bank, dll Misalnya total Rp 1.800,-
  2. Keuntungan Pabrik Misalnya Rp 700,-

PROSES SAMPAI KE KONSUMEN :
  1. Promosi: agar dikenal masyarakat
  2. Distribusi: Mulai dari Agen, Grosir sampai warung dan toko
  3. Transportasi
Total Rp 2500,-
Sampai ke tangan konsumen: Rp 5000,-
PROSES SAMPAI KE KONSUMEN :
  1. Perusahaan MLM sebagai regulator
  2. Fungsi Distribusi dan Promosi digantikan oleh Member
Total Rp 2500,-
Sampai ke tangan konsumen: Rp 5000,-


Jika anda membeli rokok A dan kemudian anda melakukan kegiatan promosi sederhana kepada teman anda sehingga teman anda membeli rokok yang sama, maka perusahaan mendapatkan keuntungan. 

Jika rokok A tersebut dijual dengan menggunakan sistem konvensional, maka anda tidak mendapatkan apa-apa dari keuntungan yang diperoleh perusahaan rokok tersebut, tetapi jika rokok tersebut dijual dengan menggunakan sistem Multi Level Marketing, maka ada selisih keuntungan sebesar Rp 2.500 yang merupakan keuntungan perusahaan MLM dan anda sebagai member.

MENGAPA BANYAK YANG TRAUMA DENGAN BISNIS MLM
Sistem MLM yang sederhana dan sangat luar biasa tersebut ternyata saat ini justru menjadi suatu yang menakutkan dan membuat trauma bagi beberapa orang, hal itu terjadi karena 2 alasan utama:
1. Terjebak dengan kegiatan Money Game yang berkedok sistem MLM .
2. Tidak mengenal karakteristik bisnis MLM yang mereka ikuti.

Dari tabel sebelumnya diatas ada 2 hal penting yang harus dilihat:
1. Produk yang dijual melalui sistem MLM harus lebih murah atau harganya maksimal harus sama dengan harga di pasaran. Setiap peluang bisnis yang menggunakan sistem MLM tetapi menjual produk dengan harga lebih tinggi dari harga yang sebenarnya/di pasaran adalah kegiatan Money Game.
2. Pada sistem Multi Level Marketing, perusahaan MLM berfungsi sebagai Regulator yaitu penyedia produk, administrasi dan mengatur pembagian keuntungan yang disebut Marketing Plan. Marketing Plan adalah bagaimana cara perusahaan membagikan keuntungan, berapa persen dibagikan kepada member dan berapa lama bonus dibayarkan.

KARAKTERISTIK BISNIS MLM YANG SELAMA INI KITA KENAL
Banyak orang bergabung dengan bisnis MLM hanya karena emosi untuk mendapatkan bonus-bonus yang dijanjikan, tetapi setelah 4-5 bulan pertama biasanya akan langsung mundur. Alasan kedua yang menjadi kegagalan sebagian besar masyarakat dalam bisnis MLM adalah karena mereka tidak benar-benar mengerti karaketeristik bisnis MLM yang mereka ikuti.

Seperti gambar diatas, karakteristik bisnis MLM selama ini yang kita kenal adalah karakter investasi, artinya kita akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar dari pengeluaran kita setelah menjalankan bisnis MLM tersebut setelah 3-5 tahun. Dan selama itu kita hanya akan mendapatkan bonus yang sangat kecil, karena bonus yang seharusnya kita terima akan disimpan oleh perusahaan menjadi tabungan kita untuk memperoleh hasil akhir berupa reward seperti motor, mobil, rumah, dst.

Ciri-ciri bisnis MLM karakter investasi antara lain: adanya kewajiban tutup poin (kewajiban membeli produk), kewajiban memiliki omset jaringan dengan jumlah tertentu sebagai syarat untuk naik peringkat, semakin tinggi peringkat berbanding lurus dengan semakin besarnya kewajiban tutup poin dan omset jaringan, bonusnya dibayar setiap tanggal 15 atau 20 bulan berikutnya, dan yang terutama adalah reward seperti bonus kepemilikan sepeda motor, mobil standar, mobil mewah, dst, dimana untuk mendapatkan reward tersebut biasanya ada kualifikasi yaitu syarat-syarat dan kewajiban-kewajiban selama beberapa bulan berturut-turut.

Semua perusahaan MLM selama ini biasanya memotivasi member dengan hasil akhir seperti mobil mewah, rumah mewah, dll, TETAPI TIDAK PERNAH menjelaskan proses untuk mencapainya.

Biasanya ketika member menjalankannya, setelah beberapa bulan berikutnya akan menemukan 3 hal yang menjadi alasan mutlak untuk mundur:
1. Marketing Plan ternyata memiliki banyak kesulitan dan jebakan yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya, sehingga mereka merasa sedikit tertipu. Hasil akhir akan tercapai jika marketing plan dipenuhi secara sempurna, dimana pada faktanya sangat sulit dan perjalanannya sangat panjang.
2. Member menjalankan bisnis MLM untuk mendapatkan penghasilan, tetapi menemukan diri mereka harus mengeluarkan uang dalam jumlah besar dan terus menerus di tahun-tahun awal mereka bergabung, untuk tutup poin, sementara penghasilan yang mereka peroleh sangat kecil.
3. Berhubungan dengan hal nomor 2, mungkin anda atau beberapa orang mampu untuk memenuhi pengeluaran yang besar tadi, tetapi masalahnya jaringan anda dimana sebagian masyarakat Indonesia belum tentu mampu melakukannya, karena sebagian besar masyarakat Indonesia yang begabung dan menjalankan bisnis MLM justru ingin mendapatkan kebutuhan sehari-hari. Sehingga, target omset yang harus anda penuhi sangat sulit untuk dicapai, dan bonus anda akan semakin kecil lagi.

Alasan inilah sebenarnya yang menyebabkan banyak orang gagal dalam menjalankan bisnis MLM.

Saat ini, karena buruknya pandangan orang tentang bisnis MLM membuat ada perusahaan MLM yang tidak mau menyebut bisnis mereka sebagai bisnis MLM, tetapi menggunakan istilah lain, tetapi pada prinsipnya sebenarnya adalah sama saja, bisnis MLM adalah bisnis MLM. Ada juga yang menggunakan istilah marketing plan mereka dengan sistem cloning, matriks, dll, marketing plan adalah bagaimana perusahaan membagikan keuntungan, berapa lama dibayar, dan karakteristik sistem investasi atau tidak. Mengenai produk, sebuah bisnis MLM yang potensinya besar harus dilihat dari keunikan produk. Jika sebuah bisnis MLM menjual produk yang dapat ditemui di pasaran secara bebas, seperti deterjen, tas, madu, kopi ginseng, kebutuhan sehari-hari, dll, maka bisa dpastikan akan sulit berkembang, karena masyarakat umum akan cenderung membeli produk tersebut bukan melalui MLM.


Sumber :
http://paradigmamlm.wordpress.com/

No comments :

Post a Comment