Friday, January 31, 2014

Febrianti : pemilik Amleera Yoghurt



Febrianti, pemilik nama Amleera Yoghurt, mengalami kebangkrutan di saat pertama kali memulai usaha, namun tak membuatnya menyerah. Dan tekad pantang menyerahnya itulah yang membuatnya kemudian hari meraih sukses.

Febrianti atau Pepew ini memulai usahanya pada bulan Maret 2010. Selain itu Ia juga benar-benar nekat dalam membuka usahanya waktu itu. Di usia 19 tahun Memulai usaha dengan modal hasil utang Rp 24 juta, jumlahnya yang tak kecil untuk seorang mahasiswi. Selain itu yang membuat Pepew terlihat nekat, ia juga berani meminjam uang hingga ke kepala jurusannya.

“Saya juga bingung waktu itu tidak malu sama sekali untuk utang. Padahal kalau sekarang bayangin, kayaknya malu banget kalau harus melakukan lagi,” kenang Pepew.

Dan satu lagi mengapa bisa dibilang nekat karena Pepew saat itu tidak punya pengalaman sama sekali dalam menjalankan bisnis yoghurtnya. Ia hanya merasa tertantang setelah mengikuti training kewirausahaan dengan pembicara Rendy Saputra.

“Saya ingat sekali waktu itu kang Rendy bilang kalau ingin belajar renang tidak bisa dengan hanya membaca buku atau baca sumber dari internet. Harus nyemplung ke kolam,” lanjut Pepew.

Kata-kata Rendy tersebut kemudian langsung memancing jiwa muda Pepew untuk memulai usaha. Dari modal Rp 24 juta tersebut, ia membuka toko yoghurt—minuman kesukaannya—di Jalan Trunojoyo, Bandung, Jawa Barat.

Dari kenekatannya tersebut ternyata oleh civitas akademik di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis , Universitas Pendidikan Bandung (UPI) dianggap brilian dan ia dinobatkan sebagai ikon Young Womanpreneur di kampusnya. Tentu saja hal tersebut membuatnya bangga dan semakin bersemangat untuk menjalankan usaha. Sayangnya kebanggaan tersebut tidak lebih dari dua bulan.

Usai dua bulan menjalankan usaha, hasilnya tidak semanis dengan gelar Womanpreneur yang disandangnya. Tidak ada keuntungan berlimpah yang masuk ke kantongnya. Justru yang datang tagihan-tagihan dari para kreditor yang meminta hak mereka untuk dikembalikan.

Sementara itu uang modal yang tersisa tinggal Rp 1 juta. Lunglai rasanya dan dengan berat ia menutup tokonya yang hanya bertahan selama dua bulan.

“Rasanya malu sekali waktu itu. Untuk menutup usaha tersebut saya benar-benar hampir tak punya muka. Bagaimana saya yang dijadikan ikon entrepreneur muda menjalankan usaha dua bulan saja sudah tutup. Apalagi untuk ke kampus bertemu dengan teman-teman, berat sekali rasanya,” kenang Pepew.

Lalu Ia pun kemudian menemui Rendy Saputra untuk melakukan protes. Rendy pun mencoba mengembalikan semangat Pepew untuk tetap tegar dan mencoba sekali lagi. Namun hampir tak ada kata yang masuk di ingatan Pepew karena frustasinya waktu itu. Yang ada di pikirannya hanyalah sang motivator telah menjerumuskan dirinya ke jurang utang yang cukup besar, bagi seorang gadis seumurnya.

“Saya seperti disuruh terjun payung, tapi tidak dibekali parasut. Setelah saya jatuh dan tak ada yang menolong,” katanya

Pepew pun mulai merenungi nasibnya. Ia merasa orang paling bodoh di dunia, karena tanpa pengalaman bisnis sedikit pun berani nekat meminjam uang sebesar itu. Tagihan dari para kreditor tetap deras mengalir kepadanya. karena beban mental dan beban utang untuk pergi ke kampus saja rasanya terasa semakin berat,. Tapi renungannya berujung pada satu kesimpulan utang adalah kewajiban dan itu harus dibayar.

Bermodalkan sisa uang Rp 1 juta, ia pun memulai usahanya dengan membuka gerai yoghurt lagi dengan hanya sebuah meja kecil di pinggir jalan di dekat rumahnya. Namun kali ini tanpa ada karyawan yang membantu. Ia membuka toko pinggir jalannya pada bulan Agustus 2010 di bulan Ramadhan, 2 bulan setelah tokonya tutup. Akhirnya niat baiknya untuk bisa melunasi hutang2nya ternyata berbuah manis. Di akhir bulan ketika menghitung omzet warung pinggir jalannya, ternyata hasilnya cukup mengagetkan.

Ia mendapatkan omzet Rp 10 juta hanya dengan bermodal meja 1×1 meter dan berjualan di pinggir jalan. Hal inilah membuat Pepew bersemangat lagi. Rasa malu yang ada di wajahnya langsung ia tanggalkan dan melanjutkan usaha ini dengan percaya diri.

Dari omzet Rp 10 juta tersebut ia mulai mencicil utangnya. Dan toko di pinggir jalannya tersebut ternyata cukup ampuh. Dalam kurun waktu tiga bulan omsetnya terus menanjak dan dia sudah bisa membuka gerai lagi di kampusnya. Sedangkan Warung pinggir jalan Pepew sedikit demi sedikit mulai membuatnya tenar.

Ia tak harus tertunduk malu ketika ke kampus. Dan yang paling membuat bangga tentu saja sedikit demi sedikit ia berhasil melunasi utangnya dan semua bisa diselesaikan setelah enam bulan.

Toko meja pinggir jalan menjadi titik awal kebangkitan bagi Pepew. Saat ini dia sudah memiliki kedai di Jalan Cihaurgeulis No .4 Bandung. Selain itu ada dua gerai lagi di Bandung dan masing-masing satu di Jakarta dan Cirebon.

Setelah merasakan pahitnya terjebak di dalam kegagalan dan manisnya keberhasilan, Pepew masih punya mimpi untuk membuka pusat jajalan yoghurt dengan konsep bar.

Jatuh bangunnya Pepew inilah yang membuatnya memilih nama brand Almeera yang artinya cewek yang tangguh.
“Saya sadar sekarang bahwa yang bisa membuat saya bangkit itu bukan orang lain, tapi diri kita sendiri,” tutup Pepew.

Sumber :
http://finance.detik.com

Thursday, January 30, 2014

Marius Widyarto Wiwied : Kaos C59


PT Caladi Lima Sembilan adalah perusahaan yang bergerak dalam industri garmen, khususnya T-Shirt sablon. Resmi berdiri pada tahun 1980, tepatnya 12 Oktober 1980, bertepatan pula dengan pernikahan pasangan  Marius Widyarto Wiwied dan Maria Goreti Murniati. Pada awalnya modal yang dimiliki perusahaan ini sangat terbatas, karena modal awal yang mereka gunakan untuk membuka usaha bukan hasil pinjaman dari bank, teman ataupun orang tua, melainkan dari hasil penjualan kado pernikahan mereka, sebesar Rp. 2,5 juta. Dengan hanya memiliki dua orang karyawan, sebuah mesin jahit dan satu mesin obras.

Nama C59 sendiri berasal dari alamat rumah, dimana Pak Wiwid, dan istrinya pertama kali tinggal, yaitu di Jalan “Caladi No.59, Bandung”. Alasannya sangat sederhana, yaitu agar pembeli lebih mudah apabila ingin memesan atau membeli lagi. Yang pada akhirnya dijadikan sebagai komitmen untuk memberikan layanan jasa terbaik, sesuai waktu dan kualitas yang diinginkan konsumen.

Model bisnis yang pertama kali dijalankan Pak Wiwid dan istrinya ini  adalah dengan melayani pesanan T-shirt bergambar (sablon) dari perorangan, sekolah-sekolah, perguruan tinggi maupun instansi Pemerintahan di Bandung. Pak Wiwid tidak hanya mendesai dan menyablon saja, tapi juga mengerjakan semuanya. Mulai dari menerima pesanan, membeli bahan, mencelup, menggunting, menyablon, menjahit, sampai mengemas. Walaupun pada saat itu pengerjaannya masih manual belum menggunakan computer.

Kemudian pada tahun 1985, C59  mulai menunjukan keunggulan dari segi bahan tshirt, jenis sablon, dan teknik pisah warna. Di samping itu C59 juga sangat memperhatikan kepuasan pelanggan, dengan dapat mengikuti secara langsung bagaimana desain kaus pesanan tersebut di buat. Dan ternyata pesanan perusahaan semakin meningkat.

Tahun 1986 C59 beroprasi dengan 20 mesin jahit. Dan pada tahun 1990, C59 semakin berkembang dengan membangun pabrik dan fasilitas modern. Bersamaan dengan di bangunnya took retail (showroom) yang pertama di jalan Tikukur No.10. Pada tahun ini pula penjualan C59 semakin meningkat dengan dengan omzet di atas  Rp 1 miliar.

Periode tahun 1993-1994 C59 berdiri secara sah sebagai perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan Bapak Marius Widyarto Wiwied sebagai
Direktur Utama (hingga saat ini), yang di lanjutkan dengan ekspansi ke beberapa kota di Indonesia dengan membuka Toko sendiri dan bekerjasama dengan Ramayana Department Store sebagai saluran distribusi ke Jakarta, Balikpapan, Yogyakarta, ujung Pandang, Lampung dan Malang.

Berikut ini Perkembangan dan Prestasi C59 dari tahun 1996 – 2008:

Tahun 1996 PT.Caladi Lima Sembilan (C59) memperoleh penghargaan Upakarti untuk Kategori Usaha Kecil Menengah (UKM). Selain itu pada tahun 1999 PT.Caladi Lima Sembilan (C59) memenangkan penghargaan Internasional Merit Award untuk kategori tema Kalender terbaik (Best Calender Theme).

Tahun 2000 ( 20 tahun C59) mulai memasarkan produknya ke Eropa Tengah (Ceko, Slovakia dan Germany). Sedangkan untuk mengembangkan pasar Lokal nasional, C59 menjalin kerjasama dengan Matahari Departement Store. Yang kemudian konsep serta varian Produknya mengalami perubahan. Yaitu dari “ Basic Shirt “ ( kaos oblong ) menjadi “ Fashion Apparel “ dengan segmentasi kalangan remaja usia 14 – 24 tahun.

Tahun 2001, C59 memperoleh peringkat pertama dalam ajang penghargaan Enterprise 50 ( 50 UKM Nasional Terbaik ) yang di selenggarakan oleh Accenture dan majalah SWA.

Tahun 2002-2003 PT. Caladi Lima Sembilan (C59) turut berperan dalam trend para kawula muda, dengan mengadakan “ C59 Street Fiesta ”, yang di selenggarakan di 3 kota besar di jawa, yaitu Bandung, Yogyakarta dan Surabaya.

Tahun 2004 PT. Caladi Lima Sembilan (C49) sesuai dengan slogannya “Express Your Style”, C59 turut ambil bagian dalam mengekpresikan
music anak muda dalam ajang “ Indonesian Idol “, bekerjasama dengan sebuah Televisi Swasta Indonesia (RCTI) dan Fremantle Media Enterprises,Ltd. ( penyelenggara acara reality show dari America)

Tahun 2007 PT. Caladi Lima Sembilan (C59) mendapat penghargaan Hade Award dari Dinas Perindustrian Jawa Barat, dan KICK (Kreative Independent Clothing Komunity), sebagai pelopor perclothingan di Bandung Jawa Barat.

Tahun 2008 PT. Caladi Lima Sembilan (C59) bekerjasama secara resmi dengan Dekranasda Kota Bandung, Ardan Management Group, Saung Angklung Udjo, Miing fellowship, dan SMK 14/SMSR.

Tekad, keberanian, kreatifitas dan keyakinan Pak Wiwid lah yang membuat usaha ini terus berkembang hingga saat ini. Dan sekarang, Pak wiwid tinggal menikmati hasil usaha yang telah di rintis bersama istrinya tersebut dengan omset ratusan juta rupiah perbulannya.


Sumber :
http://bisnisukm.com

Wednesday, January 29, 2014

Rinto Mulawarman : Pebisnis Sukses MLM


Omzet Rp 1 Miliar per Bulan, Bonus Rp 100 Juta

Banyak orang yang menjalankan bisnis MLM. Namun hanya segelintir yang mampu menuai sukses. Rinto Mulawarman merupakan salah satu contoh sukses pebisnis MLM yang bisa menjadi inspirasi.

Menjalankan bisnis MLM secara teori memang bukan pekerjaan yang sulit. Sistem yang dibangun oleh perusahaan memudahkan para member menuai keuntungan demi keuntungan. Apalagi prospek ke depannya yang begitu menjanjikan. Seperti itulah yang dirasakan oleh Rinto Mulawarman ketika mendapat tawaran sang kakak untuk menjadi downline MLM Sophie Martin (nama Sophie Paris dulu).

Rinto mengawali langkahnya di binis MLM ini sejak tahun 1998. Ia menerima tawaran sang kakak karena memang sedang menganggur. Ia sempat bekerja di kantor Kehutanan Timika begitu lulus kuliah tahun 1991 hingga 1996. Namun karena bukan jiwa pegawai, ia memutuskan keluar. Selama dua tahun, ia menjalankan bisnis jual beli mobil di Bandung.

“Penawaran kakak ini datang di sela-sela aktivitas jual beli mobil yang sudah saya tekuni dua tahun. Saya menerima penawaran ini karena melihat peluang dan prospeknya. Saat itu kakak membangun jaringan di Surabaya, tetapi memiliki banyak member di Malang. Untuk mengisi kekosongan wilayah Malang inilah kakak memberikan penawaran itu pada saya,” beber Rinto.

Mulai tahun 1999, Rinto memutuskan hijrah dari Bandung ke Surabaya untuk membesarkan bisnisnya. Meski sudah memiliki prospek yang sangat menjanjikan, namun bukan berarti langkah Rinto mudah. Setiap hari ia jalan door to door untuk menawarkan produk yang dijualnya sekaligus mencari member. Di awal perjuangannya ini, ia bahkan hanya menerima bonus bulanan yang jumlahnya Rp 2200.

Beruntung Rinto tidak putus asa dengan apa yang didapatnya. Ia terus menjalankan bisnis ini dengan sistem jemput bola. Hingga akhirnya ia bisa merekrut 50 orang dan mengontrak sebuah paviliun untuk toko tempat display produk yang dijualnya. Menariknya, meski sudah memiliki toko, Rinto masih terus turun door to door sendiri.

“Kerja di MLM memang tidak boleh gengsi dan harus ulet. Jangan cepat puas dengan apa yang sudah didapat. Memiliki 50 member saat itu memang sudah menjadi prestasi tersendiri. Namun saya tidak mau berhenti berusaha. Saya terus jemput bola agar jaringan terus bertambah,” beber bapak dua anak ini.

Perjuangan Rinto pun tak sia-sia. Bisnis yang dibangun dengan memeras keringat ini pun akhirnya berkembang pesat. Jumlah member terus bertambah, diikuti dengan meningkatnya jumlah bonus bulanan yang diterimanya. Rinto pun dipercaya membuka business center (BC) pertama di Malang oleh kantor pusat pada tahun 2000. 

“Untuk bisa membuka BC di Malang, tidak sekadar bisa membuka toko dan memiliki modal besar. Saya harus berkompetisi dengan sub-BC lainnya yang ingin naik level menjadi BC. Memiliki jaringan minimal 150 dan bonus bulanan sebesar Rp 2,5 juta adalah syarat utamanya. Dan saya mampu memenuhi persyaratan itu sehingga kantor pusat pun mempercayai saya untuk membuka BC pertama di Malang,” ujarnya.

Dengan keberadaan BC, bisnis MLM Rinto pun semakin berkembang. Hampir setiap hari selalu saja ada member baru yang mendaftar. Tercatat jumlah membernya saat ini mencapai angka 50 ribu. Bonus bulanannya pun kini sudah tak tanggung-tanggung lagi. Setiap bulannya, Rinto bisa membukukan omzet penjualan sebanyak Rp 1 miliar. Itu berarti ia menerima bonus sebanyak Rp 100 juta. (nda)

Relakan Hari Libur untuk Rekrut Member 
Memiliki penghasilan puluhan hingga ratusan juta setiap bulan tidak membuat Rinto Mulawarman hidup bermalas-malasan. Di tengah guyuran penghasilannya, pria berdarah Sunda ini justru terus giat bekerja. Saking tekunnya, ia bahkan harus merelakan hari liburnya.

Rinto mengatakan, meski peringkatnya di Sophie Paris sudah di posisi atas, ia masih harus tetap 'turun gunung'. Tugas tetap yang wajib dilakoni oleh Rinto saat ini adalah melakukan presentasi untuk membantu jaringannya merekrut member baru.

“Tidak peduli pagi, siang atau malam, kalau ada jaringan yang membutuhkan bantuan saya merekrut member, saya pasti berangkat. Termasuk juga ketika ada acara yang digelar member, baik itu hari kerja atau hari libur, saya harus datang. Kehadiran saya disana sekaligus untuk memberikan motivasi,” ungkap pria yang berkarakter kalem ini.

Tak hanya itu saja usaha yang dilakukan oleh Rinto guna melebarkan jaringannya. Ia juga membuat manajemen profesional untuk mengelola BC miliknya. Tak sekadar menerima order barang dari member dan menyampaikannya ke kantor pusat, Rinto juga berusaha mengayomi mereka dengan pelayanan yang bersifat kekeluargaan. 

Pria yang pernah berdomisili di Jayapura ini mengatakan, sifat kekeluargaan ini ditunjukkan oleh para pegawai Rinto di BC yang tak pernah absen memberikan senyum kepada para member yang datang untuk order barang. Rinto sendiri juga tak pernah gengsi menyapa dan melayani para member jika para pegawainya kewalahan. Dengan pengelolaan seperti ini, member pun jadi kerasan. Hubungan yang terjalin dengan para member pun jadi semakin dekat.

“Bisnis MLM seperti ini membutuhkan pengembangan jaringan. Karena itu meski sudah berada di atas, saya harus bisa mengayomi para member. Tanpa mereka, saya tidak bisa sebesar ini,” lanjutnya.

Dengan sistem kekeluargaan yang diterapkan, Rinto tak sekadar menjaring member dalam jumlah puluhan ribu. Ia juga mampu membawahi lima BC. Mulai dari BC Batu, Lawang, Madiun, Surabaya, hingga Lamongan. (nda)

Semakin Berjaya Berkat Peran Sang Istri 
Sukses Rinto Mulawarman dalam menjalankan bisnis MLM tak lepas dari peran sang istri, Femmy Diah Savira. Sang istri banyak membantu bisnis MLM yang dilakoni Rinto, khususnya dalam kegiatan operasional BC hingga mampu menelurkan prestasi dan penghargaan setiap tahun.

Rinto mengatakan, awalnya sang istri tidak berkecimpung di dunia MLM seperti dirinya. Femmy memilih bekerja di bidang desain interior. Suatu saat, Femmy melihat ada banyak barang yang menumpuk di gudang. Usut punya usut barang yang menumpuk itu disebabkan oleh kesalahan pegawainya mengorder barang.
“Saat itu, karena pegawainya laki-laki, jadi ia kurang tahu selera fashion yang saat ini sedang digemari. Akhirnya barang pun tidak laku dan menumpuk di gudang. Saya berpikir, kasihan juga kalau kondisi seperti ini terus-menerus terjadi. Suami saya kerja keras, tapi banyak yang terbuang percuma. Kemudian pelan-pelan saya membantu suami, terutama untuk order barang,” terang Femmy.

Di orderan pertama yang dilakukan oleh Femmy ternyata barangnya langsung laku terjual hanya dalam waktu satu hari. Melihat banyaknya peminat barang yang dipilihnya, Femmy pun jadi lebih semangat. Setiap hari ia pun jadi terlibat dalam proses order bisnis suaminya itu. Hingga akhirnya Femmy memutuskan untuk ikut terjun dalam MLM Sophie Paris.

Rinto mengaku, kesuksesan yang diraihnya saat ini mustahil tercapai tanpa dukungan dari sang istri tercinta. Bersama Femmy ia saling bahu-membahu dalam menjalankan bisnis ini. Banyak yang berpikir menjalankan bisnis bersama dengan pasangan akan menghadapi banyak rintangan. Namun hal ini tidak berlaku pada keluarga Rinto.

“Justru menjalankan bisnis bersama ini akan menguatkan cinta kami berdua. Kami juga merasa, kalau bekerja bareng sepert ini rasa bosan yang melanda menjalankan bisnis ini bisa hilang. Asyiknya lagi, istri saya adalah mitra bisnis yang bisa dipercaya dan loyalitasnya tidak diragukan dibandingkan dengan bekerja bersama orang lain,” ujar Rinto.

Berat cinta dan kerja keras yang dilakukan berdua, Rinto banyak menuai penghargaan. Pada Februari lalu, BC-nya berhasil meraih peringkat ke-4 se-Jatim dan bulan Mei naik peringkat ke-3. Selain itu, sejak tahun 2005, BC-nya hampir selalu mendapatkan penghargaan Best Performance BC dari kantor pusat.
“Selain penghargaan yang tak pernah putus, kami juga sudah merasakan perjalanan gratis ke luar negeri dan umroh,” lanjutnya. (nda)

Turunkan Bakat Bisnis pada Si Bungsu 
Meski bukan berasal dari keluarga pengusaha, namun darah bisnis yang mengalir dalam tubuh Rinto Mulawarman sangat deras. Bahkan bakat bisnisnya ini sudah mengalir ke salah satu anaknya, Marvito Muhammad Al Farel, yang masih duduk di bangku SD.

Rinto mengatakan, anak bungsunya ini sering ikut-ikut jualan di toko miliknya. Namun bukan menjual baju seperti yang dilakoni oleh Rinto, melainkan minuman ringan. ”Ide bisnis si kecil ini cukup kreatif. Melihat jumlah pengunjung toko yang sangat banyak, dia pun memutar otak. Lalu, dia datang ke saya untuk meminjam modal dan membeli minuman-minuman ringan untuk dijual di toko. Menariknya, minuman yang dijualnya ini laku keras. Uang yang diterimanya pun dikembalikan ke saya sejumlah yang dipinjam,” ujar Rinto tentang tingkah pola anak bungsunya.
Berbeda dengan si bungsu, anak sulung Rinto, Ryan Prima, justru tidak suka dengan dunia dagang seperti yang dijalankan orang tuanya. Ryan lebih senang bergelut dengan dunia akademis. Rinto sendiri tak pernah memaksa anaknya untuk mengikuti jejaknya.

Soal pendidikan, Rinto dan Femmy sepakat memilih sekolah yang menganut sistem full day school. Banyak alasan yang dikemukakan pasangan pengusaha MLM, namun yang utama adalah agar sang anak bisa mendapatkan pendidikan dengan baik dan lingkungan yang memadai. Diakui oleh Rinto, kesibukannya menjalankan bisnis MLM ini sangat menyita waktu. Ia khawatir tidak bisa memberikan perhatian yang cukup untuk buah hatinya.

”Kalau sekolah di full day school, mereka bisa lebih mudah pengawasan, baik itu pendidikannya maupun lingkungan pergaulan mereka. Malamnya, baru kami pergunakan untuk waktu keluarga, sekadar menghabiskan waktu di rumah atau menyempatkan makan malam di luar. Kami juga menjadwalkan agenda liburan untuk mengisi family time yang lebih berkualitas,” urainya. (nda)


Biodata:
Nama: Rinto Mulawarman S.Hut
TTL: Balikpapan, 13 Oktober 1972
Istri: Femmy Diah Savira
Anak: 
§    Ryan Prima P
§    Marvito Muhammad Al Farel
Pendidikan:
§    SD Santa Maria Cimahi
§    SMP Yapis Jayapura
§    SMAN 6 Bandung
§    Universitas Winayamukti Bandung

Sumber :
http://www.malang-post.com

Tuesday, January 28, 2014

Pendapat Pebisnis Sukses Mengenai MLM


Di dunia ini kenyataannya orang kebanyakan hidup dengan prinsip gali lubang tutup lubang. Mereka hampir selalu tidak punya uang yang berlebih untuk membeli barang-barang bagus dan mewah untuk diri mereka sendiri dan keluarganya. Akan selalu ada DEMAND untuk extra income.

Network Marketing adalah peluang yang sederhana, paruh waktu dan berisiko rendah, cocok untuk semua profesional untuk memenuhi kebutuhan extra income mereka. Sederhananya, selama orang-orang masih mencari peluang untuk menambah pendapatan.Network Marketing akan selalu ada sebagai salah satu alternatif untuk mereka. 

Orang-orang akan selalu mencari KEBEBASAN dari pekerjaan rutin mereka: Apapun pendapat anda, di luar sana sebagian besar pekerja/profesional tidak benar-benar menikmati pekerjaan mereka. Mereka pergi bekerja karena mereka terpaksa. Network Marketing menjanjikan sebuah kebebasan finansial yang sesungguhnya. Sebuah cara untuk keluar dari rutinitas harian yang membosankan.

KEBEBASAN inilah yang akan selalu terlalu menggoda untuk dilewatkan begitu saja. Orang-orang lebih menginginkan KEBEBASAN WAKTU di jaman sekarang: Sebual jajak pendapat yang dilakukan sebuah majalah bisnis, menunjukkan bahwa 68% peserta menyatakan bahwa jika mereka disuruh memilih antara lebih banyak uang atau lebih banyak waktu, mereka memilih untuk memiliki lebih banyak waktu. Network Marketing menawarkan peluang untuk bekerja dari rumah, dan menentukan sendiri waktu kerja anda.

APA KATA ORANG-ORANG TERKAYA DI DUNIA TENTANG BISNIS JARINGAN

“From 2006 to 2016, there will be 10 Million new Millionaires in the U.S. alone, more than double the last decade…many will be from the Direct Selling Industry!” 

Dari tahun 2006 – 2016, akan ada 10juta milyarder baru di Amerika, dua kali lipat lebih banyak dibanding satu decade yang lalu.. dan akan lebih banyak lagi yang berasal dari bisnis Penjualan Langsung (Netwrok Marketing)!

Paul Zane Pilzer – seorang ahli ekonomi ternama dan penulis delapan buku terlaris dunia

“The Best Investment I ever made…” 

Investasi terbaik yang pernah saya lakukan… Saat ini Warren Buffer memiliki 51 perusahaan dimana 3 diantaranya adalah perusahaan Network Marketing.

Warren Buffet – Orang terkaya di dunia saat ini!

“Your industry promotes core values all around the globe and gives people the chance to make the most of their lives and, to me that is the heart of the American dream”

Bisnis Anda (Network Marketing) memberikan nilai lebih kepada seluruh dunia dan memberi banyak orang kesempatan untuk sukses dalam kehidupan mereka, bagi saya itulah inti dari Impian Negara Amerika Serikat.

Bill Clinton – Mantan presiden Amerika Serikat

“If you really want to learn how to be rich, you must begin to know and understand the power found in networks. The Richest People in the world Build Networks.”

Jika Anda benar-benar ingin belajar menjadi kaya, Anda harus mulai mengetahui dan memahami dahsyatnya kekuatan yang ada di JARINGAN. Orang-orang terkaya di dunia adalah orang-orang yang membangun jaringan.

Robert Kiyosaki – Best Penulis buku terlaris dunia (Cashflow Quadrant & Rich Dad, Poor Dad) dan peraih banyak penghargaan internasional

“If I lost everything and had to start again, I would find myself a great network marketing company and get to work!” 

Jika saya kehilangan semuanya dan harus memulai lagi dari nol, maka saya akan segera mencari perusahan Network Marketing yang hebat dan mulai bekerja sebagai distributor.

Donald Trump – Pengusaha properti raksasa dunia dan seorang multi billionaire

“The Best kept secret of success in the Business world… Network Marketing!”

Rahasia bisnis yang tetap menjadi rahasia sukses di dunia bisnis… adalah Network Marketing

Sumber :
Majalah Fortune
http://beraniberbisnis.blogspot.com

Monday, January 27, 2014

Steve Jobs – Pendiri Apple


Steven Paul Jobs terlahir dengan nama Abdul Latief Jandali. Ia lahir dari seorang ayah yang berkebangsaan Suriah yang bernama Abdulfattah Jandali dan ibunya yang berkebangsaan Amerika Serikat Joanne Simpson (née Schieble). 

Ayah biologisnya adalah seorang profesor ilmu politik dan ibunya seorang patolog bahasa wicara. Steven Jobs kemudian diadopsi oleh Paul dan Clara sepasang suami istri dari California yang kemudian mengganti nama Abdul Latief Jandali menjadi Steven Paul yang kemudian terkenal dengan nama beken Steve Jobs.

Steve Jobs lahir tanggal 24 Februari 1955 di San Francisco, California, USA. Ia memiliki saudari biologis yang bernama Mona Simpson yang terkenal sebagai novelis.

Semasa kecil, Steve Jobs tidak menunjukkan hal yang luar biasa alias seperti kebanyakan anak kecil lainnya. Ia sekolah di Junior High School dan Homestead High School di California. Tahun 1972 Steven Jobs berhasil tamat dari sekolah menengah atasnya dan kemudian meneruskan ke Reed College di Portland, Oregon.

Saat menjadi mahasiswa itulah pikiran kritisnya mulai menyakan hal-hal seperti, apakah benar ini yang aku inginkan, apakan kuliah ini memberi jawaban akan menjadi apa aku esok. Enam bulan ia bertahan sebagai mahasiswa edan akhirnya ia membuat keputusan besar, suatu keputusan yang sangat mempengaruhi karirnya di masa depan. Ia memilih DO. Namun ia tetap mengikuti perkuliahan yang ia sukai dan ia anggap butuh di kemudian hari. Ia mengikuti kelas kaligrafi.

Mendirikan Apple

Pada tahun 1974 Steve Jobs diterima kerja sebagai teknisi di perusahaan yang mendesain circuit board, Atari. Dari sinilah kepiawaiannya tentang komputer semakin terasah, ia memutuskan bahwa dunia yang dicarinya telah ia temukan yaitu dunia komputer.

Pada tahun 1976 Steve Jobs mengajak teman lamanya Steve Wozniak untuk mendirikan perusahaan IT dengan logo terkenalnya yaitu apel putih yang tergigit. Ya perusahaan itu adalah Apple. Dengan Visi Ingin merubah dunia, Steve Jobs memulai petualangannya.

Sepuluh tahun ia dan temanny abekerja keras membangun Apple. Akhirnya Apple tumbuh menjadi perusahaan besar yang menguntungkan dengan jumlah pegawai mencapai 4000 orang. Pada tahun 1986 Apple meluncurkan produk andalannya berupa komputer pertama yaitu Macintosh.

Namun saat itu ditingkat direksi terjadi perbedaan visi yang akhirnya memutuskan Steve harus diberhentikan. Ya dia dipecat dari perusahaan yang dilahirkannya dan dibesarkannya. Suatu hal dan penghianatan yang sangat menyakitkan. Bagi dewan direksi, keputusan ini adalah yang terbaik bagi Apple karena menurut mereka Steve Jobs terlalu keras kepala dan temperamental.

Walau dipecat, Steve tak lantas diam saja menerima takdir. Ia kemudia mendirikan Next yang merupakan perusahaan komputer seperti Apple. Di Next inilah ide-ide kreativnya dituangkan dan direalisasikan. Ide itu seharusnya ia realisasikan bersama Apple namun apa dikata ia dipecat dari Apple.

Karena harga produk Next terlalu mahal, walau sebenarnya produknya sangat bagus namun tidak laku. Namun Jobs tidak patah arang, ia melalui Next kemudian menciptakan sebuah sistem operasi yang dibutuhkan oleh produk Apple saat itu dan Jobs mendesak Apple untuk membeli Next. Apple pun membeli Next dengna harga 429 Juta dolar. Jobs kembali ke Apple dan diangkat kembali sebagai CEO.

Selain Next, Jobs juga mengakuisisi Pixar yang hampir bangkrut yaitu perusahaan animasi dengan komputer sebagai basicnya. Pixar kemudian memproduksi film animasi berbasis komputer pertama yang berjudul Toy Story. Film inipun sukses di pasaran bahkan sampai sekarang di televisi Indonesia sering diputar.

Ketika Jobs kembali ke Apple tahun 1997, ia langsung membuat dobrakan besar dengan meluncurkan produk fenomenal yang membuat Apple berjaya di pasar saham yaitu iPod, iMac, iPhone, iPad dan iCloud.

Mungkin pemecatan Jobs dari Apple itu akhirnya membuat dirinya memiliki banyak waktu dan pikiran untuk lebih bereksperimen menciptakan produk yang kemudian diluncurkan saat ia menjabat sebagai CEO Apple lagi. Ia juga memiliki kesempatan memiliki dua perusahaan lagi selain Apple yaitu Next dan Pixar.

Jika saat itu ia tidak dipecat mungkin ia tetap sibuk mengurusi Apple dan mungkin tidak memiliki dua perusahaan lagi selain Apple.

Steve Jobs adalah tipe keras kepala, pantang menyerah dan sangat idealis. Jobs selalu menciptakan produk yang sesuai dengan visinya yaitu merubah dunia. Kita lihat sekarang, semua produk Apple adalah sesuatu yang baru, bukan mencontoh dan menambah-nambahi fitur produk pesaing. Ide Steve Jobs selalu orisinil dan selalu menjadi market leader. Walau harga produknya selalu mahal namun produk Apple selalu digandrungi dan ditunggu-tunggu kehadirannya oleh banyak orang. Itulah yang membuat Apple selalu berjaya dan mengeruk keuntungan yang besar.

Steve Jobs Sakit

Di bulan Agustus 2004, terjadilah peristiwa yang membuat Steve Jobs harus cuti dari Apple. Ia didiagnosa mengidap kanker pankreas yang kemungkinan tak bisa disembuhkan. Sebenarnya saat itu adalah masa keemasan Jobs dan Apple, ia juga baru saja dinobatkan sebagai CEO terbaik se Amerika, namun begitulah hidup tak ada yang sempurna. Steve Jobs mengalami masa jayanya dengan dihantui penyakit kanker pankreasnya itu.

Sejak didiagnosa kanker, ia harus menjalani berbagai pengobatan medis. Berikut ini penuturan Steve Jobs ketika ia tahu bahwa ada kanker di pankreasnya, “Saya menjalani scan pukul 7:30 pagi dan hasilnya jelas menunjukkan saya memiliki tumor pankreas. Saya bahkan tidak tahu apa itu pankreas. Para dokter mengatakan kepada saya bahwa hampir pasti jenisnya adalah yang tidak dapat diobati. Harapan hidup saya tidak lebih dari 3-6 bulan.

Dokter menyarankan saya pulang ke rumah dan membereskan segala sesuatunya, yang merupakan sinyal dokter agar saya bersiap mati. Artinya, Anda harus menyampaikan kepada anak Anda dalam beberapa menit segala hal yang Anda rencanakan dalam sepuluh tahun mendatang. Artinya, memastikan bahwa segalanya diatur agar mudah bagi keluarga Anda. Artinya, Anda harus mengucapkan selamat tinggal.
Sepanjang hari itu saya menjalani hidup berdasarkan diagnosis tersebut.

Malam harinya, mereka memasukkan endoskopi ke tenggorokan, lalu ke perut dan lambung, memasukkan jarum ke pankreas saya dan mengambil beberapa sel tumor. Saya dibius, namun istri saya, yang ada di sana , mengatakan bahwa ketika melihat selnya di bawah mikroskop, para dokter menangis mengetahui bahwa jenisnya adalah kanker pankreas yang sangat jarang, namun bisa diatasi dengan operasi.

Saya dioperasi dan sehat sampai sekarang. Itu adalah rekor terdekat saya dengan kematian dan berharap terus begitu hingga beberapa dekade lagi. Setelah melalui pengalaman tersebut, sekarang saya bisa katakan dengan yakin kepada Anda bahwa menurut konsep pikiran, kematian adalah hal yang berguna:
Tidak ada orang yang ingin mati. Bahkan orang yang ingin masuk surga pun tidak ingin mati dulu untuk mencapainya.

Namun, kematian pasti menghampiri kita. Tidak ada yang bisa mengelak. Dan, memang harus demikian, karena kematian adalah buah terbaik dari kehidupan. Kematian membuat hidup berputar. Dengannya maka yang tua menyingkir untuk digantikan yang muda”.

Untuk fokus pada pengobatan kankernya, Jobs memilih cuti dari Apple.

Jobs kemudian memilih Tim Cook sebagai CEO Apple berikutnya, Jobs pun mengundurkan diri dari Apple. Dengan alasan kondisi kesehatan yang terus menurun, Jobs resmi mengundurkan diri pada 24 Agustus 2011. 

Publik pun meragukan warisan Jobs, Apple, yang dianggap kurang berpengaruh tanpa kehadiran Steve Jobs. Meski bursa saham sempat menunjukkan angka penurunan, saham akhirnya pulih bahkan sempat naik.

Disela-sela kesibukannya memimpin Apple dan berjuang melawan kanker, beliau kerap diundang mengisi kuliah tamu atau ceramah tentang kisah hidupnya. Salah satunya adalah sambutan saat acara kelulusan mahasiswa Standford.

Berikut ini adalah sambutan Steve Jobs pada acara kelulusan Mahasiswa Universitas Standford yang ditulis ulang oleh penulis.

Dalam acara ini Steve Jobs mengungkapkan bahwa dirinya sangat berterimakasih diberi kesempatan untuk menyampaikan sedikit kisah hidupnya pada lulusan Standford dimana di baru pertama kali ini merasakan acara wisuda karena dia memang tidak meluluskan kuliahnya di Reed College Portland, Oregon.

Steve Jobs membagi kisah hidupnya menjadi tiga bagian :

Pertama : Menghubungkan titik-titik.
Seperti diulas diatas bahwa Steve Jobs drop out dari perkuliahannya, hal ini dikarenakan sewaktu ia belum lahir, ibu kandungnya yang saat itu masih mahasiswa tidak dapat meneruskan kuliah lantaran telah mengandung Steve Jobs. Akhirnya ibu kandungnya bertekad bahwa Steve Jobs harus diadopsi oleh keluarga yang pendidikannya minial sarjana agar tidak seperti yang dialami ibu kandungnya.

Namun ternyata orang tua asuh Steve Jobs yang mengadopsinya bukan dari kalangan sarjana. Ibu angkatnya juga drop out dan ayah angkatnya tidak lulus SMA. Awalnya ibu kandung Steve Jobs tidak setuju jika anak yang baru dilahirkannya diasuh oleh orang tua angkat itu. Namun setelah orang tua angkat Steve Jobs meyakinkan ibu kandungnya bahwa mereka akan membiayai kuliah Steve Jobs, akhirnya ibu kandungnya luluh.

Akhirnya sesuai janji orang tua angkatnya, Steve Jobs diterima di perguruan tinggi Reed College University, namun untuk membiayai kuliahnya mereka menghabiskan seluruh tabungannya yang seharusnya digunakan untuk masa tua. Setelah perkuliahan berjalan enam bulan, Steve Jobs bingung dengan tujuan hidupnya dan tak tahu akan menjadi apa dengan kuliah itu, “Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan dalam hidup saya dan bagaimana kuliah akan membantu saya menemukannya”, begitulah alasan Steve Jobs.

Selain itu ia juga merasa bersalah karena gara-gara ia memilih universitas yang mahal, ia malah menghabiskan uang orang tua angkatnya.

Begitu ia memutuskan DO, ia langsung berhenti mengikuti kuliah wajib. Ia tidak langsung meninggalkan kelas perkuliahan namun ia hanya memilih untuk mengikuti mata kuliah yang disenanginya salah satunya adalah kelas kaligrafi. “Masa-masa itu tidak selalu menyenangkan. Saya tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. 

Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap Minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. Saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga.” Ungkapnya.

Perlu diketahui bahwa Reed College memiliki kelas kaligrafi yang terbaik diseluruh kampus USA waktu itu. Steve Jobs sangat menyukai belajar jenis-jenis huruf serif dan san serif membuat variasi spasi antar kombinasi kata dan kiat membuat tipografi yang hebat. Bagi Steve semua itu merupakan kombinasi cita rasa keindahan, sejarah dan seni yang tidak dapat ditangkap melalui sains. Sangat menakjubkan.

Sebenarnya Steve juga tidak tahu apakah ilmu kaligrafi ini bermanfaat untuknya nanti. Namun hal itu terjawab sepuluh tahun berikutnya dimana saat ia mendesain PC Macintosh atau Mac, ilmu kaligrafi sangat berguna. Mac didesain memiliki tipografi yang cantik dimana itu adalah sejarah pertama komputer memiliki tipografi cantik. 

Seandainya saat itu ia tidak mengambil kelas kaligrafi dan langsung hengkang dari kampus saat memutuskan DO mungkin Mac tidak memiliki huruf dengan bentuk-bentuk yang indah. Dan itu juga telah dijiplak oleh Windows. “Andaikata saya tidak DO, saya tidak berkesempatan mengambil kelas kaligrafi, dan PC tidak memiliki tipografi yang indah,” kata Steve.

“Anda tidak akan dapat merangkai titik dengan melihat ke depan; Anda hanya bisa melakukannya dengan merenung ke belakang. Jadi, Anda harus percaya bahwa titik-titik Anda bagaimana pun akan terangkai di masa mendatang. Anda harus percaya dengan intuisi, takdir, jalan hidup, karma Anda, atau istilah apa pun lainnya.” Imbuhnya.

Kisah Hidup Steve Jobs Kedua : Cinta dan Kehilangan
Steve Jobs sangat mengandalkan intuisi atau kata hatinya dalam melangkah. Ia akan melakukan apa yang dikatakan oleh hatinya harus dilakukan dan tidak akan melakukan jika hatinya tak ingin ia melakukannya walau itu sangat bertentangan dengan pemikiran orang kebanyakan. Salah satunya keputusannya DO dari Universitanya.

 Hal lain yang ia lakukan karena memang ia ingin melakukakannya adalah mengotak-atik komputer. Ketika usianya 20 tahun, Steve dan teman lamanya Woz mengawali Apple dari garasi rumah Steve Jobs. Mereka berdua sangat serius dengan impiannya dan bekerja keras mewujudkannya. Sepuluh tahun kemudian Apple berkembang pesat, dari hanya dua orang itu, Steve dan Woz menjadi perusahaan yang mempekerjakan 4000 karyawan dan memiliki nilai 2 miliar dollar.

Saat itu Apple baru saja meluncurkan produk terbarunya yang sangat revolusioner yaitu Macintosh atau Mac. Steve Jobs baru berusia 30 an. Dan terjadi hal yang sangat mengejutkan, ia dipecat. Ya, Steve Jobs adalah orang yang mendirikan dan mengembangkan Apple telah dipecat dari Apple oleh dewan direksi karena tidak sevisi dengan mereka. Ia dipecat dari perusahaan yang dilahirkan dan dibesarkannya.

Hati siapa yang tidak sakit. Semua media melipunya besar-besaran. Steve Jobs saat itu benar-benar kembali ke titik terendah dalam hidupnya. Entahlah, ia tak tahui apakah ia akan bangkit atau selamanya terpuruk. “Dalam beberapa bulan kemudian, saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan. Saya merasa telah mengecewakan banyak wirausahawan generasi sebelumnya -saya gagal mengambil kesempatan. Saya bertemu dengan David Packard dan Bob Noyce dan meminta maaf atas keterpurukan saya. Saya menjadi tokoh publik yang gagal, dan bahkan berpikir untuk lari dari Silicon Valley”.

Akhirnya Jobs menghidupkan lagi semangat dirinya walau ia ditendang dari Apple namun ia masih mencintainya. Kemudian ia mendirikan perusahaan komputer baru yang bernama Next, lalu ia juga mendirikan Pixar. “Hal itu mengantarkan saya pada periode paling kreatif dalam hidup saya. Dalam lima tahun berikutnya, saya mendirikan perusahaan bernama NeXT, lalu Pixar, dan jatuh cinta dengan wanita istimewa yang kemudian menjadi istri saya”.

Dengan creativitas Jobs, Pixar tumbuh menjadi perusahaan animasi berbasis komputer pertama yang sukses. Film yang dibuatnya berjudul Toy Story adalah film yang sangat sukses.

Entah bagaimana selanjutnya, Apple mulai tertarik dengan Next Comp, perusahaan yang didirikan Steve Jobs setelah dipecat dari Apple dan karena pemiliknya adalah Steve Jobs maka iapun kembali lagi ke Apple. Next menjadi jantung kebangkitan Apple yang sempat merosot citra dan juga harga sahamnya gara-gara kinerja buruk dan gara-gara ditinggal Steve Jobs. Ia pun dipilih lagi menjadi CEO Apple.

Mungkin Steve Jobs tidak akan memiliki dua perusahaan yang bernilai lagi seperti Next dan Pixar jika ia tidak dipecat dari Apple.

“Saya yakin takdir di atas tidak terjadi bila saya tidak dipecat dari Apple. Obatnya memang pahit, namun sebagai pasien saya memerlukannya. Kadangkala kehidupan menimpakan batu ke kepala Anda. Jangan kehilangan kepercayaan. Saya yakin bahwa satu-satunya yang membuat saya terus berusaha adalah karena saya menyukai apa yang saya lakukan. Anda harus menemukan apa yang Anda sukai. Pekerjaan Anda akan menghabiskan sebagian besar hidup Anda, dan kepuasan sejati hanya dapat diraih dengan mengerjakan sesuatu yang hebat. Dan Anda hanya bisa hebat bila mengerjakan apa yang Anda sukai.

Bila Anda belum menemukannya, teruslah mencari. Jangan menyerah. Hati Anda akan mengatakan bila Anda telah menemukannya. Sebagaimana halnya dengan hubungan hebat lainnya, semakin lama-semakin mesra Anda dengannya. Jadi, teruslah mencari sampai ketemu. Jangan berhenti.”

Itulah yang diungkapkan Steve Jobs tentang hikmah yang bisa diambil dari ditendangnya ia dari Apple saat itu.

Kisah Hidup Ketiga : Kematian
Ketika Steve Jobs masih remaja, ia sangat menyukai sebuah buku yang berjudul “The Whole Earth Catalog” dimana isinya sebagian dan yang sangat dikenang oleh Steve Jobs adalah sebagai berikut :

“Bila kamu menjalani hidup seolah-olah hari itu adalah hari terakhirmu, maka suatu hari kamu akan benar.” Ungkapan itu membekas dalam diri nya, dan semenjak saat itu, selama 33 tahun terakhir, ia selalu melihat ke cermin setiap pagi dan bertanya kepada diri sendiri, jika ini adalah hari terakhir saya, apakah saya tetap melakukan apa yang akan saya lakukan hari ini?

Bila jawabannya selalu “tidak” maka itu artinya harus ada perubahan dalam dirimu. Hampir segala sesuatu-semua harapan eksternal, kebanggaan, takut malu atau gagal-tidak lagi bermanfaat saat menghadapi kematian. Hanya yang hakiki yang tetap ada. Sama sekali tidak ada alasan untuk tidak mengikuti kata hati Anda. Jangan biarkan omongan orang menulikan Anda sehingga tidak mendengar kata hati Anda. Dan yang terpenting, miliki keberanian untuk mengikuti kata hati dan intuisi Anda, maka Anda pun akan sampai pada apa yang Anda inginkan. Semua hal lainnya hanya nomor dua”. 

Disampul belakang buku itu tertulis “Stay Hungry. Stay Foolish.” (Jangan Pernah Puas. Selalu Merasa Bodoh). Steve Jo yaitu bs sangat mengenang kata-kata itu dan membuatnya menjadi bahan bakar agar dirinya semakin maju. Beliau juga berpesan pada mahasiswa Standford yang baru lulus agar juga menerapkan prinsip itu yaitu “Stay Hungry. Stay Foolish.”

Steve Jobs Meninggal Dunia

05 Oktober 2011, Jobs harus pergi meninggalkan dunia yang dicintainya, publik yang mencintainya, perusahaan yang dicintainya dan impiannya yang mungkin masih belum tercapai. Jobs kalah menghadapi kanker pankreas dan penyakit-penyakit lain yang terus mengganggunya selama ini. Publik atau mungkin bisa saya sebut dunia, berduka atas kepergian Steve Jobs.

Steve yang dulunya terkenal pemarah, kini malah dianggap sebagai seorang yang visioner. Dalam keluarga, ia dianggap sebagai ayah yang hangat. Bahkan publik banyak yang mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kontribusi Steve Jobs di dunia teknologi, tak terkecuali Mark Zuckerberg sang pendiri Facebook. Jobs seolah menjadi seorang yang berbeda. Ya, dia berubah menjadi orang yang lebih baik.

Sumber :
http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.com

Sunday, January 26, 2014

Howard Schultz : Starbucks Coffe


Sejarah Starbucks Coffe bukan seperti membalik telapan tangan. Diawali dari kerjasama tiga sa­habat, trio guru bahasa Inggris Jerry Baldwin, guru sejarah Zev Siegel, dan penulis Gordon Bowker pada 1971 di Seattle, Washington, Amerika Serikat. 

Awalnya, Howard Schultz adalah seorang general manager di sebuah per­usaha­an bernama Hammarplast. Tahun 1981, Howard Schultz menyadari plastik digunakan oleh Starbucks berasal da­ri perusahaannya, Hammarplast. Howard Schultz akhirnya bergabung ke Starbucks. 

Suatu kali, ia datang ke Starbucks yang pada awalnya hanyalah toko kecil pengecer biji-biji kopi yang sudah disangrai. Toko ini dimiliki oleh duo Jerry Baldwin dan Gordon Bowker sebagai pendiri awal Starbucks. Duo tersebut memang dikenal sangat giat mempelajari tentang kopi yang berkualitas. 

Howard pun memutuskan berga­bung dengan Starbucks, yang kala itu ba­­ru berusia 10 tahun. Ia pun segera bi­sa dekat dengan Jerry Baldwin. Sa­yang, hal itu kurang berlaku dengan Gordon Bowker dan Steve, seorang investor Starbucks baru.  Meski begitu, Howard tetap berusaha beradaptasi dan mencoba mengenalkan berbagai ide pembaruan untuk membesarkan Starbucks. 

Suatu ketika, Howard Schultz da­tang dengan ide cemerlang. Ia men­de­sak Jerry untuk mengubah Starbucks menjadi bar espresso dengan gaya Italia. Setelah perdebatan dan pertengkaran yang panjang, keduanya menemui jalan buntu. Jerry menolak karena meskipun idenya bagus, Starbucks sedang ter­je­rumus dalam utang sehingga tidak akan mampu membiayai perubahan. 

Howard pun lantas bertekad men­diri­kan perusahaan sendiri. Belajar dari Starbucks, ia tidak mau berutang dan memilih berjuang mencari investor. Dan, pilihan inilah yang kemudian mem­buatnya harus bekerja ekstra keras. Ditolak dan direndahkan menjadi bagian ke­seharian yang harus dihadapinya. 

“Secangkir kopi satu setengah dollar? Gila! Siapa yang mau? Ya am­pun, apakah Anda kira ini akan ber­hasil? Orang-orang Amerika tidak akan pernah me­­ngeluarkan satu setengah dolar untuk kopi,” itulah sedikit dari sekian banyak cacian yang diterima Howard, saat mencetuskan ide untuk mengubah konsep penjualan Starbucks. 

Impiannya terwujud, bahkan de­­ngan uang yang terkumpul dari usahanya, ia berhasil membeli Starbucks dari pen­­dirinya. Namun, kerja keras itu tak ber­henti dengan terbelinya Star­bucks.

“Anda harus sangat sabar dalam menghadapi penderitaan! Anda harus bekerja begitu keras dan memiliki an­tusias­­me yang begitu besar terhadap suatu hal sehingga hal-hal lain dalam hidup anda terpaksa dikorbankan.” ujarnya.
 Saat terjadi akuisisi, ia mendapati ba­nyak karyawan yang curiga dan me­­­mandang sinis perubahan yang di­bawanya. 

Tetapi, dengan sistem ke­­ke­­luargaan, ia merangkul karyawan dan bah­kan memberikan opsi saham se­hing­ga sense of belonging karyawan makin tinggi. Dibantu dengan CEO yang diperbantukannya, Orin C Smith, Ho­ward berhasil mengembangkan per­usahaannya ke banyak negara.

Berpikir Positif Pada Hidup
Howard Schultz dikenal pekerja keras dan mengutamakan disiplin. Salah satu yang kebiasaan uniknya adalah tidak tidur malam lebih dari empat jam dan teratur bersepeda (olahraga). Ini di­anggapnya mendukung kesuksesan-ke­suksesan dalam hidupnya.

Lahir pada tahun 1952 di Seattle, Amerika Serikat. Howard Schultz la­hir dalam keluarga yang sederhana, na­­mun mempunyai pandangan yang baik tentang kehidupan. Namun nasib Howard Schultz cukup bagus karena dapat melanjutkan pendidikan hingga universitas. 

Untuk membantu biaya sekolahnya, Howard Schultz melakukan kerja sam­pingan. Pekerjaan Howard Schultz ti­dak menetap dan sering gonta-ganti pe­kerjaan. Hingga akhirnya Howard Schultz bekerja di perusahaan Perstop yang merupakan produsen peralatan dapur, hingga menjadi pimpinan di per­usahaan tersebut. 

Howard Schultz mempunyai hobi melancong ke luar kota dan bahkan ke negara lain sambil mengamati karakter dari orang-orang yang dia singgahi. Pada tahun 1963, Howard Schultz melancong ke kota Milan, Italia. Ketika bersantai di kota itu, tiba-tiba terbersit ide birlian untuk bisnis kopinya. 

Inspirasi ini muncul ketika dia me­nya­dari bahwa di Milan hampir di se­tiap blok ada warung kopi, yang tidak ha­nya rasanya yang nikmat namun juga pelayanannya sangat ramah dan memuaskan pelanggan. Inilah ke­­mudian yang dikembangkannya ke­mudian hari di Starbucks hingga puluhan ribu cabang di seluruh dunia. Ia juga menekankan layanan dengan ke­ramahan pada konsumen, dan di sisi lain, memperlakukan karyawan sebagai keluarga. Dengan cara itu, Howard te­rus berekspansi hingga terus menjadi ke­dai kopi terbesar.

“Saya ingin bertanggung jawab atas takdir saya sendiri. Mungkin itu ke­­lemahan saya, yang selalu bertanya-ta­nya apa yang akan saya lakukan berikutnya. Tak pernah ada kata cukup,” ujarnya. Howard juga menyarankan siapa­­pun untuk tidak berhenti bermimpi. “Ambil risiko lebih banyak. Bermimpilah lebih sering. Gantung harapan lebih tinggi. Bersikaplah lebih bijaksana.” pe­sannya. 

Sejarah Panjang Jualan Kopi
Setelah bertahun-tahun, kini Star­bucks Corporation bisa dikatakan se­bagai perusahaan kedai kopi terbesar di dunia di 44 negara. Starbucks men­jual kopi, minuman panas berbasis es­presso, minuman dingin dan panas lainnya, makanan ringan, serta cangkir dan biji kopi. Melalui divisi Starbucks Entertainment dengan merek Hear Music, perusahaan ini juga memasarkan buku, musik, dan film.

Sejak pertama kali dibuka di Seattle, Starbucks tumbuh dengan sangat cepat. Pada tahun 1990-an, Starbucks banyak mem­buka kedai baru. Pertumbuhan ini terus berlanjut sampai tahun 2000-an. Pada akhir Maret 2008, Starbucks telah memiliki 16.226 kedai, 11.434 di antara berada di Amerika Serikat.

Na­mun pada 1 Juli 2008, Starbucks meng­umumkan bahwa mereka akan menutup 600 kedai dan memotong rencana pertumbuhannya di Amerika Serikat, dikarenakan melemahnya kon­disi ekonomi.

Pada tahun 1992, Starbucks se­be­narnya sudah menjadi perusahaan pu­blik yang diperdagangkan, dan memiliki 165 outlet. Pada tahun 1996, dibuka toko pertama non-Amerika Utara di Tokyo. Pada tahun 1998, diperpanjang dalam batas-batas dari Britania Raya, membeli 60 toko kopi Seattle Perusahaan dan rebranding me­reka sebagai Starbucks. Selain itu, mengambil alih Seattle’s Best Coffee, Torrefazione Italia dan Diedrich Coffee.

Akhir Juli 2008, Starbucks juga mem­­­ber­hentikan 1.000 lebih pe­ga­wainya. Star­bucks menutup lebih dari 75 per­­sen gerainya di Australia. Starbucks sen­diri sebelumnya memiliki sekitar 84 gerai di Australia. Penutupan tersebut mengakibatkan pemutusan hubungan kerja terhadap hampir 700 tenaga kerja. 

Selain di Australia, Starbucks ju­ga menutup sekitar 600 gerainya di AS. Penutupan dan pemberhentian kerja ini merupakan akhir dari pertumbuhan pesat Starbucks yang dimulai pada tahun 1990-an. 

Starbucks kini dapat ditemukan dibanyak negara. Tiga puluh tahun se­telah berdiri Starbucks membuka outlet pertamanya di Indonesia di Plaza Indonesia, Jakarta. Di Indonesia, hak waralaba Starbucks dimiliki oleh Mitra Adi Perkasa

Kini, Starbucks Coffee seakan menjadi brand kedai kopi yang paling meroket reputasinya. Tak kurang dari puluhan ribu cabang di seluruh dunia, Starbucks siap memanjakan para penikmat kopi espresso dengan prinsip yang selalu ditanamkan oleh Howard kepada tiap karyawanannya, yaitu utamakan keramahan pada konsumen.

Kesulitan Justru Membuat Kita Berusaha Keras Untuk Sukses.
Howard memulai dengan menceritakan masa kecilnya yang susah di Brooklyn,New York. Keluarganya yang tak mampu secara finansial, seperti yang ia ceritakan,membuat  hidupnya tertempa dengan keras. 

Namun usaha dan kerja keras membuat ia mendapatkan beasiswa ke bangku Universitas. Inilah yang ia jadikan modal untuk mendapatkan pekerjaan yang baik hingga akhirnya ia berhasil menjadi manager di sebuah perusahaan bernama Hammarplast. Dari sana Howard  kemudian mengenal Starbucks, kedai kopi yang membeli beberapa mesin kopi dari Hammarplast.

Ia merasa sangat terkesan akan keahlian dan kesabaran pemilik Starbucks dalam memilih dan menyangrai biji kopi. Ia lalu pindah ke Starbucks dan berhasil menjadi Marketing Director. Singkat cerita, setelah sempat keluar dari Starbucks untuk mendirikan kedai kopinya sendiri, akhirnya pada tahun 1997, Howard berhasil membeli Starbucks dan membesarkannya. Menurutnya, ia membangun brand Starbucks ini dengan initial concept yang balance antara profitability dengan humanity. Bisnisnya tumbuh dengan sangat cepat dan kedai kopinya merambah ke berbagai kota . Ia pun mulai mengembangkan bisnis-bisnisnya yang lain di luar Starbucks.

Sukses sering membuat kita lupa.

Namun krisis ekonomi di tahun 2008, membuat Satrbucks terpuruk. Maka iapun kembali ke Starbucks untuk menangani lagi kedai kopi ini.  Ia melakukan checking dan explorasi untuk mengetahui penyebab dari kegagalannya.  Ternyata ia menemukan jauh lebih banyak lagi masalah di luar yang ia perkirakan di awal. 

Menurutnya, kehancuran sebuah perusahaan yang tadinya sukses itu seringkali terjadi ketika management perusahaan mulai tidak lagi mem’value the initial succes of the company’. Mereka mengukur dan mereward hal-hal yang menurutnya salah  untuk terlalu difocuskan dan dikejar dengan meremehkan hal-hal lain yang justru sangat penting untuk daya tahan sebuah brand besar, yakni “Love & Humanity”. Misalnya terlalu focus mengejar profitability dengan mengurangi hak-hak karyawan, mereward service “speed’ tapi melupakan hal-hal basic tentang brand dan service itu sendiri. Saya nyengir ketika ia berkata “…we are a coffee company. How can we forget to make a coffee?”.

Kembali ke basic: Love & Humanity balanced.

Pertanyaannya sekarang adalah: How can we restore the trust & confidence amongst employees and customers? Maka ia pun mengambil initiative untuk memanggil seluruh manager toko-toko starbucks untuk ditraining ulang. Padahal menurutnya saat itu krisis sedang melanda. Membawa 10 000 orang managers ke dalam sebuah training tentu bukan hal yang murah. Tapi tetap ia lakukan, karena ia berpikir bahwa training ini sangat penting untuk memulihkan kesuksesan Starbucks kembali, walaupun harus menelan biaya yang sangat-sangat mahal. Di meeting ia, selain ia menggali lebih jauh tentang permasalahan yang terjadi, juga memberi kesadaran kembali kepada para manager ini untuk melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan.

What is it mean to be accountable manager? Lebih memfokuskan diri pada sisi humanity dan sosial, memperhatikan customers dengan lebih baik, memastikan customers  mendapatkan hal yang melebihi ekspektasinya. Menurutnya ini hal yang sangat penting. “Kami tidak boleh membiarkan konsumen kami kecewa setelah mereka berjalan kaki mengeluarkan effort untuk mengunjungi toko kami” jelasnya. Jadi ia selalu mengencourage teamnya untuk selalu mencari peluang untuk memacu pertumbuhan,  namun tetap menjaga sisi humanitynya. “…drive growth, but only on the land of humanity”- istilahnya.

What is it mean to build a standard? Standard yang ia maksudkan disini hanyalah standard yang tinggi – bukan ‘mediocre’ standard.  Ia mentrain karywannya untuk memberikan standard yang tinggi kepada konsumen. Untuk itu ia pun memberikan standard yang tinggi juga untuk karyawannya. Jadi prinsipnya adalah “ exceeding expectation to people” yang ujung-ujungnya akan menghasilkan “ Exceeding expectation to customers”. Sedemikian rupa ia mentrain teamnya agar bangga dan ‘connected’ dengan brand-nya. Ia pun memperhatikan benefits yang baik untuk karyawannya.

Sukses menurutnya harus dilakukan di setiap tindakan. Succes is not what we are doing, but why we are doing it? Dan menurutnya lagi, setiap kesuksesan itu perlu di’share’ kepada orang lain. Dengan semua aktifitas yang ia lakukan, bisnis Starbucks akhirnya pulih kembali dan bahkan semakin berkembang dengan cepat. Banyak outlets baru di buka dan bahkan hingga ke negara-negara lain di seluruh dunia. Starbuckspun diingat orang sebagai perusahaan yang care terhadap karyawannya.

Sumber :
http://darinholic.com
http://nimadesriandani.wordpress.com
http://www.listrikindonesia.com

Saturday, January 25, 2014

Pendapat para Ulama dan Tokoh Islam tentang bisnis MLM

(Dikutip dari Warta CMS April 2002)

DAWAM RAHARJO, tokoh Islam dari Muhammadiyah yang juga dikenal sebagai Pembina Sosial Ekonomi DPP Muhammadiyah mengemukakan, dalam Islam sistem pemasaran MLM tidak haram hukumnya. Bahkan sistem pemasaran bisnis MLM cukup bagus dan adil.

Catatan Redaksi INFO APLI: Tulisan ini, merupakan hasil wawancara Bapak DAWAM RAHARDJO dengan majalah Hebat & Sejahtera, yang diterbitkan pada edisi Oktober tahun 2000. Walaupun wawancara sudah berlangsung cukup lama (Oktober 2000), namun hemat kami tulisan ini masih cukup punya relevansi sehubungan dengan adanya isu haram/halal terhadap bisnis MLM yang sudah mendapatkan klarifikasi dari pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) belum lama ini, bahwa yang diharamkan adalah bisnis jenis money game/piramida.

Mudah-mudahan tulisan ini dapat dijadikan bahan masukan bagi anda selaku pelaku bisnis MLM. Terima kasih.

Bagaimana Anda memandang bisnis Multi Level Marketing (MLM)?
Saya kira itu merupakan pendekatan baru dalam bidang marketing yang melibatkan konsumen langsung dengan insentif. Dan pembagian keuntungan didesentralisasi dan tidak terpusat.

Apa itu menguntungkan bagi konsumen?
Dalam pandangan Islam, apakah cara pemasaran seperti itu baik?
Bagus saja, karena konsumen akan mengenal dan mempunyai hubungan langsung dengan komoditinya. Jadi tidak ada pemalsuan, (karena) konsumen bisa mengecek langsung. Kalau tidak, mereka 'kan nggak mau melakukan sistem pemasaran ini. Dan juga (dengan sistem ini) sekaligus membentuk hubungan sosial dan mempereratnya.

Tapi ada yang menyebut MLM sebagai bisnis orang Yahudi
Ah, tidak juga. Jangan langsung dihubungkan dengan orang Yahudi dan sebagainya. Itu nggak ada hubungannya, hanya mencari-cari saja.

Bagaimana dengan teknik pemasarannya, karena MLM mempunyai cara tersendiri memanfaatkan konsumen untuk ikut menjual?
Asal orang yang bersangkutan mau, nggak apa-apa. 'Kan tidak ada paksaan.

Apakah sistem pemasaran MLM tidak haram hukumnya dalam Islam?
Kalau menurut saya nggak.

Pemasaran MLM 'kan dilakukan secara berjenjang. Nah, sering kali level yang paling bawah hanya sebagai sapi perah saja. Apakah dalam Islam hal ini tidak melanggar?
Itu tergantung. Dalam Islam, syaratnya sukarela. Jadi harus terjadi perjanjian bersifat sukarela, itu disebut dalam Al Qur'an. Jadi yang penting kesukarelaan itu, bukan besarnya uang yang ditarik.

Bagaimana kalau dalam praktiknya ada yang dirugikan?
Kalau dirugikan itu namanya mengingkari janji. Jadi harus sesuai dengan perjanjian. Islam berpegang pada perjanjian. Perjanjian secara sukarela, Muamalat. Dan itu harus tertulis.

Mengejar kekayaan sebanyak-banyaknya biasa ditanamkan dikalangan MLM. Mereka dimotivasi untuk mencari uang sebanyak-banyaknya. Nah itu bagaimana?
Kalau dagang memang begitu, mencari keuntungan. Itu nggak apa-apa. Asal dilakukan secara tidak melanggar hukum, secara syariah.

Bukankah itu berarti tidak mensyukuri nikmat?
Ya, nggak dong. Tapi memang mungkin saja bahwa multi level marketing itu excessive. Menimbulkan ekses-ekses itu mungkin saja.

Bisnis yang melanggar agama seperti apa?
Seperti misalnya, tidak menepati janji, tidak menepati kesepakatan, atau memeras. Tapi saya melihat misalnya ada penjualan obat, kosmetik. Obat dan kosmetik itu bagus sekali dan berhasil menjaring konsumen yang banyak.

Apakah yang Anda maksud harga produk seimbang dengan mutunya?
Iya,… malahan seringkali ada potongan-potongan. Kalau anggota, harganya lebih murah. Tapi tidak demikian kalau dijual kepada konsumen yang bukan anggota.

Tapi keuntungan itu dan potongan-potongan itu ‘kan dibagi-bagikan ke tiap jenjang itu.
Apakah sistem pemasaran MLM cukup adil?
Cukup bagus dan adil juga. Karena berbagai pihak bisa memperoleh manfaat.

APA KATA TOKOH -TOKOH ISLAM tentang Bisnis MLM ?

1. Prof.Dr.H.M. DIN SAMSYUDDIN.
Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), mengatakan:
“Yang haram, MONEY GAME”.
“MLM haram jika tidak menjual produk”.

2. BISMAR SIREGAR, SH.
Pengawas Kode Etik APLI, mengatakan:
“Islam tidak mudah mengatakan haram”.
“Tanyalah Hati Nurani!”.

3. DR. JALALUDIN RAHMAT.
Cendikiawan Muslim,mengatakan:
“MLM Tidak HARAM”
“Kalau uang sebagai komoditi, itu yang haram”.

http://dunia-wanitaindonesia.blogspot.com

Friday, January 24, 2014

MLM Sebagai Personal Franchise


Sering sekali terjadi kesimpang-siuran dan anggapan yang salah bahwa seorang distributor MLM diperah oleh perusahaan MLM dan upline-nya. Sebetulnya, seorang pegawai yang bekerja untuk perusahaan apapun harus menguntungkan perusahaannya (kalau tidak pasti dipecat). 

Berkaitan dengan anggapan yang salah di atas, saya ingin memberikan tambahan informasi. Sebenarnya, baik pegawai yang bekerja untuk perusahaan, maupun seorang distributor MLM sama-sama menguntungkan perusahaan yang menaungi. Walaupun demikian, distributor MLM bisa kaya, bebas waktu dan finansial karena ada di kuadran B (bisnis), sementara pegawai susah untuk kaya, bisa punya uang tapi sulit punya waktu, karena ada di kuadran E (employee).

Saya ingin membandingkan MLM dengan konsep yang jelas-jelas sudah diterima oleh masyarakat luas, yaitu Franchise, di mana franchise juga termasuk dalam kuadran B (bisnis). Jadi kuadran B memberi 3 cara untuk masuk : membuat sistem bisnis sendiri (perusahaan konvensional tipe C), membeli sistem bisnis yang sudah ada (franchise) dan membeli hak akses untuk masuk ke dalam sistem bisnis yang sudah teruji (MLM). MLM sendiri disebut oleh Robert Kiyosaki sebagai Personal Franchise, atau Waralaba Pribadi, yaitu franchise untuk level pribadi, bukan perusahaan.

Mari kita bandingkan MLM dan Franchise :

Satu, Di Franchise : kita awalnya membayar investasi awal untuk bergabung. Nilainya besar, karena level perusahaan (corporate).

Di MLM : kita awalnya membayar investasi awal untuk bergabung. Nilainya kecil, karena untuk level pribadi.

Dua, Di Franchise : kita bayar sendiri semua keperluan, mulai dari tempat, pegawai, transport, konsumsi produk sendiri, dll.

Di MLM : kita bayar sendiri semua keperluan, yaitu transport dan konsumsi produk sendiri. Karena levelnya pribadi, maka tidak perlu investasi tempat, pegawai, stock barang, karena sudah disediakan oleh perusahaan dan/atau stockist.

Tiga, Di Franchise : kita bayar (seringkali sudah include pada paket investasi awal) untuk belajar. Di McDonald's, dikenal Hamburger University. Kalau sudah lulus, baru boleh buka outlet. Jadi kita punya skill dasar dalam berbisnis.

Di MLM : training disediakan (biasanya gratis atau murah sekali) agar kita punya skill dasar dalam berbisnis.

Empat, Di Franchise : franchisee berbisnis menggunakan nama franchisor. Contoh: PT XXX boleh buka outlet McDonald's, tapi nama yang muncul tetap McDonald's, bukan PT XXX. PT XXX jadi perpanjangan tangan McDonald's.

Di MLM : kita berbisnis menggunakan nama MLM di mana kita bergabung, dan seakan-akan menjadi perpanjangan tangan MLM tersebut.

Lima, Di Franchise : Kalau kita besar, bisa disebut kita menguntungkan franchisor.

Di MLM : Kalau kita besar, kita disebut menguntungkan upline dan perusahaan.

Enam, Di Franchise : Pada awal pembukaan bisnis kita, kita didampingi oleh principal dari franchisor untuk memastikan segala sesuatunya benar.

Di MLM : Pada masa-masa awal kita berbisnis, kita didampingi oleh upline untuk memastikan segala sesuatunya benar.

Di MLM : kita memang ibarat membeli franchise.

Bedanya MLM dan Franchise :

Satu, Di Franchise : Bayar royalti tiap bulan untuk franchisor.

Di MLM : Tidak perlu bayar royalti. Upline sudah dapat bagiannya sendiri.

Dua, Di Franchise : Bisa beli hak franchise, tapi tidak bisa jual ke orang lain (1 level saja).

Di MLM : Bisa beli hak franchise, dan bisa menjualnya kepada orang lain (multi-level). Inilah asal kata MLM.

Mengapa kok orang mau-maunya beli hak franchise yang nilainya begitu besar???

Satu, Salah satu cara masuk kuadran B (bisnis) yang memberikan kebebasan waktu dan finansial.

Dua, Kalau saya mau jual burger, nama McDonald's lebih punya daya jual daripada XXX Burger.

Tiga, Standarisasi dan duplikasi. Anak SMA pun bisa berhasil kalau diberikan sistem franchise kepadanya. Di perusahaan biasa, pewarisan bisnis bisa berakibat bangkrut.

Empat, Memberikan passive income.

Semoga informasi tambahan ini bisa bermanfaat bagi rekan-rekan sesama distributor MLM maupun rekan-rekan yang penasaran mengenai bisnis MLM.

http://www.michaelyamin.net

Thursday, January 23, 2014

Dahlan Iskan


Dahlan Iskan adalah CEO surat kabar Jawa Pos dan Jawa Pos News Network, yang bermarkas di Surabaya. Ia juga adalah Direktur Utama PLN sejak 23 Desember 2009. Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang.

Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar. Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta.

Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru. Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya.

Tentang Tanggal Lahir Dahlan Iskan

Dalam bukunya Ganti Hati ada cerita menarik tentang tanggal kelahiranya, Dahlan Iskan menuturkan bahwa tanggal tersebut dikarang sendiri oleh pak Dahlan karena pada waktu itu tidak ada catatan kapan dilahirkan dan orang tuanya juga tidak ingat tanggal kelahirannya. Dan kenapa pak Dahlan memilih tanggal 17 Agustus 1951 karena bertepatan dengan tanggal kemerdekaan Indonesia dan supaya mudah diingat.

Dahlan kecil dibesarkan dilingkungan pedesaan dangan serba kekurangan, akan tetapi sangat kental akan suasana religiusnya. Ada cerita menarik yang saya baca pada buku beliau Ganti Hati yang menggambarkan betapa serba kekurangannya beliau ketika waktu kecil. Disitu diceritakan Dahlan kecil hanya memiliki satu celana pendek dan satu baju, tapi masih memiliki satu sarung!. Dan dengan joke-joke pak Dahlan yang segar beliau menceritakan kehebatan dari sarung yang dimiliki. Disini beliau menceritakan bahwa sarung bisa jadi apa saja. Mulai jadi alat ibadah, mencari rezeki, alat hiburan, fashion, kesehatan sampai menjadi alat untuk menakut-nakuti.

Kalau Dahlan kecil lagi mencuci baju, sarung bisa dikemulkan pada badan atasnya. Kalau lagi mencuci celana, sarung bisa dijadikan bawahan. Kalau lagi cari sisa-sisa panen kedelai sawah orang kaya, sarung itu bisa dijadikan karung. Kalau perut lagi lapar dan dirumah tidak ada makanan, sarung bisa diikatkan erat-erat dipinggang jadilah dia pengganjal perut yang andal. Kalau mau sholat jadilah dia benda yang penting unutk menghadap Tuhan. Kalau lagi kedinginan, jadilah dia selimut. Kalau sarung itu sobek masih bisa dijahit.

Kalau ditempat jahitan itu robek lagi, masih bisa ditambal. Kalau tambalanya pun robek, sarung itu belum tentu akan pensiun. Masih bisa dirobek-robek lagi, bagian yang besar bisa digunakan sebagai sarung bantal dan bagian yang kecil bisa dijadikan popok bayi. Ada pelajaran yang bisa kita petik dari cerita beliau, bahwa apapun kondisi kita, baik kurang, cukup atau lebih kita harus tetap bersyukur, sabar dan harus menikmati semuanya dengan apa adanya.

Dahlan Iskan Bersama Jawa POS

Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada 1 Juli 1949 dengan nama Djawa Post. Saat itu The Chung Shen hanyalah seorang pegawai bagian iklan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap hari dia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama-lama ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah sukses dengan Jawa Pos-nya, The Chung Shen mendirikan pula koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Bisnis The Chung Shen di bidang surat kabar tidak selamanya mulus. Pada akhir tahun 1970-an, omzet Jawa Pos mengalami kemerosotan yang tajam. Tahun 1982, oplahnya hanya tinggal 6.800 eksemplar saja.

Koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun. Ketika usianya menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi mengurus perusahaannya, sementara tiga orang anaknya lebih memilih tinggal di London, Inggris.

Pada tahun 1982, Eric FH Samola, waktu itu adalah Direktur Utama PT Grafiti Pers (penerbit majalah Tempo) mengambil alih Jawa Pos. Dengan manajemen baru, Eric mengangkat Dahlan Iskan, yang sebelumnya adalah Kepala Biro Tempo di Surabaya untuk memimpin Jawa Pos. Eric Samola kemudian meninggal dunia pada tahun 2000.

Karir Dahlan Iskan dimulai sebagai calon reporter sebuah surat kabar kecil di Samarinda (Kalimantan Timur) pada tahun 1975. Tahun 1976, ia menjadi wartawan majalah Tempo. Sejak tahun 1982, Dahlan Iskan memimpin surat kabar Jawa Pos hingga sekarang. Dahlan Iskan adalah sosok yang menjadikan Jawa Pos yang waktu itu hampir mati dengan oplah 6.000 ekslempar, dalam waktu 5 tahun menjadi surat kabar dengan oplah 300.000 eksemplar.

Lima tahun kemudian terbentuk Jawa Pos News Network (JPNN), salah satu jaringan surat kabar terbesar di Indonesia, dimana memiliki lebih dari 80 surat kabar, tabloid, dan majalah, serta 40 jaringan percetakan di Indonesia. Pada tahun 1997 ia berhasil mendirikan Graha Pena, salah satu gedung pencakar langit di Surabaya, dan kemudian gedung serupa di Jakarta. Pada tahun 2002, ia mendirikan stasiun televisi lokal JTV di Surabaya, yang kemudian diikuti Batam TV di Batam dan Riau TV di Pekanbaru.

Sejak akhir 2009, Dahlan diangkat menjadi direktur utama PLN menggantikan Fahmi Mochtar yang dikritik karena selama kepemimpinannya banyak terjadi mati lampu di daerah Jakarta. Selain sebagai pemimpin Grup Jawa Pos, Dahlan juga merupakan presiden direktur dari dua perusahaan pembangkit listrik swasta: PT Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT Prima Electric Power di Surabaya, sekarang bertugas sebagai Meneg BUMN.

Dalam beberapa kesempatan, pak Dahlan Iskan sempat menuangkan gagasan dan motivasinya dalam bentuk tulisan, yang tentunya sangat menginspirasi kita. Agan-agan dapat membacanya di tautan ini. Manufacturing Hope . Ketika di Jawa Pos, Pak Dis juga rajin menuliskan kolom CEO Jawa Pos, Ketika berada di PLN, ada CEO Note, sedangkan di Kemen BUMN, pak Dis menyebut dengan istilah Manufacturing Hope.

Sumber :
http://blogmi.wordpress.com