Wednesday, January 29, 2014

Rinto Mulawarman : Pebisnis Sukses MLM


Omzet Rp 1 Miliar per Bulan, Bonus Rp 100 Juta

Banyak orang yang menjalankan bisnis MLM. Namun hanya segelintir yang mampu menuai sukses. Rinto Mulawarman merupakan salah satu contoh sukses pebisnis MLM yang bisa menjadi inspirasi.

Menjalankan bisnis MLM secara teori memang bukan pekerjaan yang sulit. Sistem yang dibangun oleh perusahaan memudahkan para member menuai keuntungan demi keuntungan. Apalagi prospek ke depannya yang begitu menjanjikan. Seperti itulah yang dirasakan oleh Rinto Mulawarman ketika mendapat tawaran sang kakak untuk menjadi downline MLM Sophie Martin (nama Sophie Paris dulu).

Rinto mengawali langkahnya di binis MLM ini sejak tahun 1998. Ia menerima tawaran sang kakak karena memang sedang menganggur. Ia sempat bekerja di kantor Kehutanan Timika begitu lulus kuliah tahun 1991 hingga 1996. Namun karena bukan jiwa pegawai, ia memutuskan keluar. Selama dua tahun, ia menjalankan bisnis jual beli mobil di Bandung.

“Penawaran kakak ini datang di sela-sela aktivitas jual beli mobil yang sudah saya tekuni dua tahun. Saya menerima penawaran ini karena melihat peluang dan prospeknya. Saat itu kakak membangun jaringan di Surabaya, tetapi memiliki banyak member di Malang. Untuk mengisi kekosongan wilayah Malang inilah kakak memberikan penawaran itu pada saya,” beber Rinto.

Mulai tahun 1999, Rinto memutuskan hijrah dari Bandung ke Surabaya untuk membesarkan bisnisnya. Meski sudah memiliki prospek yang sangat menjanjikan, namun bukan berarti langkah Rinto mudah. Setiap hari ia jalan door to door untuk menawarkan produk yang dijualnya sekaligus mencari member. Di awal perjuangannya ini, ia bahkan hanya menerima bonus bulanan yang jumlahnya Rp 2200.

Beruntung Rinto tidak putus asa dengan apa yang didapatnya. Ia terus menjalankan bisnis ini dengan sistem jemput bola. Hingga akhirnya ia bisa merekrut 50 orang dan mengontrak sebuah paviliun untuk toko tempat display produk yang dijualnya. Menariknya, meski sudah memiliki toko, Rinto masih terus turun door to door sendiri.

“Kerja di MLM memang tidak boleh gengsi dan harus ulet. Jangan cepat puas dengan apa yang sudah didapat. Memiliki 50 member saat itu memang sudah menjadi prestasi tersendiri. Namun saya tidak mau berhenti berusaha. Saya terus jemput bola agar jaringan terus bertambah,” beber bapak dua anak ini.

Perjuangan Rinto pun tak sia-sia. Bisnis yang dibangun dengan memeras keringat ini pun akhirnya berkembang pesat. Jumlah member terus bertambah, diikuti dengan meningkatnya jumlah bonus bulanan yang diterimanya. Rinto pun dipercaya membuka business center (BC) pertama di Malang oleh kantor pusat pada tahun 2000. 

“Untuk bisa membuka BC di Malang, tidak sekadar bisa membuka toko dan memiliki modal besar. Saya harus berkompetisi dengan sub-BC lainnya yang ingin naik level menjadi BC. Memiliki jaringan minimal 150 dan bonus bulanan sebesar Rp 2,5 juta adalah syarat utamanya. Dan saya mampu memenuhi persyaratan itu sehingga kantor pusat pun mempercayai saya untuk membuka BC pertama di Malang,” ujarnya.

Dengan keberadaan BC, bisnis MLM Rinto pun semakin berkembang. Hampir setiap hari selalu saja ada member baru yang mendaftar. Tercatat jumlah membernya saat ini mencapai angka 50 ribu. Bonus bulanannya pun kini sudah tak tanggung-tanggung lagi. Setiap bulannya, Rinto bisa membukukan omzet penjualan sebanyak Rp 1 miliar. Itu berarti ia menerima bonus sebanyak Rp 100 juta. (nda)

Relakan Hari Libur untuk Rekrut Member 
Memiliki penghasilan puluhan hingga ratusan juta setiap bulan tidak membuat Rinto Mulawarman hidup bermalas-malasan. Di tengah guyuran penghasilannya, pria berdarah Sunda ini justru terus giat bekerja. Saking tekunnya, ia bahkan harus merelakan hari liburnya.

Rinto mengatakan, meski peringkatnya di Sophie Paris sudah di posisi atas, ia masih harus tetap 'turun gunung'. Tugas tetap yang wajib dilakoni oleh Rinto saat ini adalah melakukan presentasi untuk membantu jaringannya merekrut member baru.

“Tidak peduli pagi, siang atau malam, kalau ada jaringan yang membutuhkan bantuan saya merekrut member, saya pasti berangkat. Termasuk juga ketika ada acara yang digelar member, baik itu hari kerja atau hari libur, saya harus datang. Kehadiran saya disana sekaligus untuk memberikan motivasi,” ungkap pria yang berkarakter kalem ini.

Tak hanya itu saja usaha yang dilakukan oleh Rinto guna melebarkan jaringannya. Ia juga membuat manajemen profesional untuk mengelola BC miliknya. Tak sekadar menerima order barang dari member dan menyampaikannya ke kantor pusat, Rinto juga berusaha mengayomi mereka dengan pelayanan yang bersifat kekeluargaan. 

Pria yang pernah berdomisili di Jayapura ini mengatakan, sifat kekeluargaan ini ditunjukkan oleh para pegawai Rinto di BC yang tak pernah absen memberikan senyum kepada para member yang datang untuk order barang. Rinto sendiri juga tak pernah gengsi menyapa dan melayani para member jika para pegawainya kewalahan. Dengan pengelolaan seperti ini, member pun jadi kerasan. Hubungan yang terjalin dengan para member pun jadi semakin dekat.

“Bisnis MLM seperti ini membutuhkan pengembangan jaringan. Karena itu meski sudah berada di atas, saya harus bisa mengayomi para member. Tanpa mereka, saya tidak bisa sebesar ini,” lanjutnya.

Dengan sistem kekeluargaan yang diterapkan, Rinto tak sekadar menjaring member dalam jumlah puluhan ribu. Ia juga mampu membawahi lima BC. Mulai dari BC Batu, Lawang, Madiun, Surabaya, hingga Lamongan. (nda)

Semakin Berjaya Berkat Peran Sang Istri 
Sukses Rinto Mulawarman dalam menjalankan bisnis MLM tak lepas dari peran sang istri, Femmy Diah Savira. Sang istri banyak membantu bisnis MLM yang dilakoni Rinto, khususnya dalam kegiatan operasional BC hingga mampu menelurkan prestasi dan penghargaan setiap tahun.

Rinto mengatakan, awalnya sang istri tidak berkecimpung di dunia MLM seperti dirinya. Femmy memilih bekerja di bidang desain interior. Suatu saat, Femmy melihat ada banyak barang yang menumpuk di gudang. Usut punya usut barang yang menumpuk itu disebabkan oleh kesalahan pegawainya mengorder barang.
“Saat itu, karena pegawainya laki-laki, jadi ia kurang tahu selera fashion yang saat ini sedang digemari. Akhirnya barang pun tidak laku dan menumpuk di gudang. Saya berpikir, kasihan juga kalau kondisi seperti ini terus-menerus terjadi. Suami saya kerja keras, tapi banyak yang terbuang percuma. Kemudian pelan-pelan saya membantu suami, terutama untuk order barang,” terang Femmy.

Di orderan pertama yang dilakukan oleh Femmy ternyata barangnya langsung laku terjual hanya dalam waktu satu hari. Melihat banyaknya peminat barang yang dipilihnya, Femmy pun jadi lebih semangat. Setiap hari ia pun jadi terlibat dalam proses order bisnis suaminya itu. Hingga akhirnya Femmy memutuskan untuk ikut terjun dalam MLM Sophie Paris.

Rinto mengaku, kesuksesan yang diraihnya saat ini mustahil tercapai tanpa dukungan dari sang istri tercinta. Bersama Femmy ia saling bahu-membahu dalam menjalankan bisnis ini. Banyak yang berpikir menjalankan bisnis bersama dengan pasangan akan menghadapi banyak rintangan. Namun hal ini tidak berlaku pada keluarga Rinto.

“Justru menjalankan bisnis bersama ini akan menguatkan cinta kami berdua. Kami juga merasa, kalau bekerja bareng sepert ini rasa bosan yang melanda menjalankan bisnis ini bisa hilang. Asyiknya lagi, istri saya adalah mitra bisnis yang bisa dipercaya dan loyalitasnya tidak diragukan dibandingkan dengan bekerja bersama orang lain,” ujar Rinto.

Berat cinta dan kerja keras yang dilakukan berdua, Rinto banyak menuai penghargaan. Pada Februari lalu, BC-nya berhasil meraih peringkat ke-4 se-Jatim dan bulan Mei naik peringkat ke-3. Selain itu, sejak tahun 2005, BC-nya hampir selalu mendapatkan penghargaan Best Performance BC dari kantor pusat.
“Selain penghargaan yang tak pernah putus, kami juga sudah merasakan perjalanan gratis ke luar negeri dan umroh,” lanjutnya. (nda)

Turunkan Bakat Bisnis pada Si Bungsu 
Meski bukan berasal dari keluarga pengusaha, namun darah bisnis yang mengalir dalam tubuh Rinto Mulawarman sangat deras. Bahkan bakat bisnisnya ini sudah mengalir ke salah satu anaknya, Marvito Muhammad Al Farel, yang masih duduk di bangku SD.

Rinto mengatakan, anak bungsunya ini sering ikut-ikut jualan di toko miliknya. Namun bukan menjual baju seperti yang dilakoni oleh Rinto, melainkan minuman ringan. ”Ide bisnis si kecil ini cukup kreatif. Melihat jumlah pengunjung toko yang sangat banyak, dia pun memutar otak. Lalu, dia datang ke saya untuk meminjam modal dan membeli minuman-minuman ringan untuk dijual di toko. Menariknya, minuman yang dijualnya ini laku keras. Uang yang diterimanya pun dikembalikan ke saya sejumlah yang dipinjam,” ujar Rinto tentang tingkah pola anak bungsunya.
Berbeda dengan si bungsu, anak sulung Rinto, Ryan Prima, justru tidak suka dengan dunia dagang seperti yang dijalankan orang tuanya. Ryan lebih senang bergelut dengan dunia akademis. Rinto sendiri tak pernah memaksa anaknya untuk mengikuti jejaknya.

Soal pendidikan, Rinto dan Femmy sepakat memilih sekolah yang menganut sistem full day school. Banyak alasan yang dikemukakan pasangan pengusaha MLM, namun yang utama adalah agar sang anak bisa mendapatkan pendidikan dengan baik dan lingkungan yang memadai. Diakui oleh Rinto, kesibukannya menjalankan bisnis MLM ini sangat menyita waktu. Ia khawatir tidak bisa memberikan perhatian yang cukup untuk buah hatinya.

”Kalau sekolah di full day school, mereka bisa lebih mudah pengawasan, baik itu pendidikannya maupun lingkungan pergaulan mereka. Malamnya, baru kami pergunakan untuk waktu keluarga, sekadar menghabiskan waktu di rumah atau menyempatkan makan malam di luar. Kami juga menjadwalkan agenda liburan untuk mengisi family time yang lebih berkualitas,” urainya. (nda)


Biodata:
Nama: Rinto Mulawarman S.Hut
TTL: Balikpapan, 13 Oktober 1972
Istri: Femmy Diah Savira
Anak: 
§    Ryan Prima P
§    Marvito Muhammad Al Farel
Pendidikan:
§    SD Santa Maria Cimahi
§    SMP Yapis Jayapura
§    SMAN 6 Bandung
§    Universitas Winayamukti Bandung

Sumber :
http://www.malang-post.com

No comments :

Post a Comment