Monday, December 23, 2013

Tips untuk Mencapai Kemandirian Finansial


“Wah bulan ini keuanganku payah bro.Belum tiba waktunya gajian, dompet udah bikin menangis. Kenapa ya aku sering payah begini, padahal pengeluaranku biasa saja,” tutur salah seorang sahabat kepada saya, belum lama ini.

Dia sering merasa heran mengapa dananya selalu habis dan tidak tahu digunakan untuk apa saja selama ini.

Tampaknya, masalah tersebut biasa dihadapi kaum lajang. Sulit mengelola keuangannya sendiri dan masih belum mencapai kemandirian fi nansial yang ideal.

Lalu, apakah sebenarnya kemandirian finansial hanya berarti sebatas tidak bergantung secara materi dari orang tua?

Perencana Keuangan QM Finansial Muhammad Teguh mengatakan sebenarnya kemandirian finansial saat masih lajang sangat mungkin dilakukan tapi memang memerlukan kedisiplinan cukup tinggi.

“Sejak muda, dan masih lajang, telah memiliki penghasilan bulanan, seharusnya sangat mungkin untuk mencapai kemandirian finansial. Namun, kebanyakan saat masih lajang masing tergoda untuk bersenang-senang tanpa memikirkan kestabilan keuangannya,” ujarnya.

Menurutnya, untuk mencapai kemandirian finansial sebenarnya dapat dimulai dari menyisihkan sebagian uang atau penghasilan yang didapatkan setiap bulannya. Hal itu untuk dijadikan kembali sebagai aset yang aktif atau produktif, seperti dijadikan instrumen investasi.

Oleh karena itu, lanjutnya, inti kemandirian finansial adalah situasi di mana individu itu tidak memiliki ketergantungan dengan uang. Mau membeli apa saja, uang pun tersedia.

Tak hanya itu, tetapi juga uang yang dimilikinya itu pun mampu menghasilkan uang lagi. Salah satu caranya adalah dengan menginvestasikannya.

“Untuk mencapai situasi ideal itu, tetap semuanya harus ada perencanaan dengan menyisihkan sebagian penghasilan untuk investasi,” tuturnya.

Teguh mencontohkan, misalnya menyisihkan 20%-30% dari penghasilan untuk diinvestasikan dengan membeli saham, reksadana, emas, properti, atau membeli instrumen lainnya.

“Sehingga uang yang dimiliki itu akan mampu bekerja sendiri dan menghasilkan uang lagi tanpa mengganggu penghasilan kita selama ini,” tuturnya.

Namun demikian, masalah kedisiplinan dalam mengatur arus kas juga sangat berperan untuk dapat konsisten menyisihkan sebagian penghasilan tersebut. “Jadi individu mandiri harus konsisten pada perencanaan bahwa sebagian untuk investasi dan disiplin dalam mengatur arus kas, agar tidak mengganggu keuangan yang selama ini telah didapatkan,” ujar Teguh.

Menurutnya, kuncinya adalah konsisten pada tujuan keuangan yang telah direncanakan dan yakin dapat mengimplementasikannya.

Sebagai pemula, sisihkan sebagian dana dan investasikan pada instrumen yang cukup aman. Kalau merasa belum mahir investasi di saham, bisa beli reksadana, atau emas, atau lainnya,” ujarnya.

--------------------------------

Tidak semua pengusaha mempersiapkan perencanaan dananya dengan matang, tidak heran bila banyak pelaku usaha yang kesulitan untuk mengembangkan unit usahanya.

Selain mengharapkan laba usaha yang cukup besar, setiap pelaku usaha tentunya menginginkan bisnisnya bisa berkembang dengan pesat. Namun, sayangnya tidak semua pengusaha mempersiapkan perencanaan dananya dengan matang, sehingga tidak heran bila sampai hari ini banyak pelaku usaha yang masih kesulitan untuk mengembangkan unit usaha yang mereka jalankan.

Kendala seperti ini tentunya tidak hanya dialami oleh segelintir pelaku usaha. Biasanya, sebagian besar pelaku usaha mengesampingkan dana pengembangan usaha, sehingga setiap keuntungan yang mereka dapatkan hanya dihabiskan untuk mencukupi kebutuhan pribadinya. Kondisi seperti ini tentunya memberikan efek yang kurang baik bagi perkembangan bisnis Anda.

Karenanya, bagi Anda para pemula yang ingin terjun di dunia usaha, berikut kami informasikan beberapa tips bisnis yang bisa dijalankan untuk mulai belajar menyisihkan laba usaha untuk pengembangan unit usaha.

Pertama, hitung terlebih dulu berapa pendapatan bersih dan berapa modal yang anda keluarkan. 
Dengan mengetahui besarnya modal dan penghasilan yang Anda dapatkan setiap bulannya, maka Anda bisa mengetahui dengan jelas seberapa besar laba usaha yang Anda dapatkan dari peluang bisnis yang dijalankan. Setelah mengetahui besarnya laba, Anda bisa mulai mengatur keuangan usaha sesuai dengan kebutuhan yang ada.

Kedua, mengelola laba usaha sesuai dengan kebutuhan. 
Setelah Anda mengetahui besarnya laba usaha yang diterima setiap bulannya, selanjutnya pilah dana tersebut sesuai dengan kebutuhan yang ada. Misalnya Anda menerima omzet per bulan sebesar Rp 5 juta dan menghabiskan modal usaha sekitar Rp 3 juta, maka keuntungan bersih yang Anda terima pada bulan tersebut sebesar Rp 2 juta. Dari keuntungan Rp 2 juta tersebut, Anda bisa mengambil Rp 1 juta untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari dan sisanya lagi yang sebesar Rp 1 juta bisa Anda masukkan ke dalam tabungan usaha yang sengaja Anda buat untuk perencanaan bisnis Anda.

Ketiga, Anda bisa membuka beberapa rekening tabungan untuk memisahkan dana usaha dan dana pribadi. 
Agar Anda tidak kerepotan dalam memilah keuangan usaha, Anda bisa membuka beberapa rekening bank untuk membedakan dana usaha anda, tabungan pribadi Anda, dan tabungan khusus untuk pengembangan bisnis Anda. Dengan begitu, arus keuangan Anda bisa terlihat dengan jelas dan resiko bercampurnya keuangan usaha dengan dana pribadi bisa terhindari.

Semoga informasi keuangan yang mengangkat judul tentang sisihkan laba usaha untuk pengembangan bisnis Anda ini bisa memberikan manfaat bagi para pembaca dan membantu para pemula yang masih bingung mengelola laba usaha yang diterima setiap bulannya. 


Sumber :
http://entrepreneur.bisnis.com
http://bisnisukm.com

No comments :

Post a Comment