Sunday, October 13, 2013

Rosidah W. Utami : Pemilik DKUCookies



Setelah wisuda dan lulus kuliah dari Fakultas Administrasi Negara Universitas Brawijaya, Malang, Utami sempat bekerja sebagai tenaga administrasi. Namun, kecintaannya pada dunia masak-memasak mendorong Rosidah untuk membuka usaha sendiri.

Di tahun 2001, Rosidah Widya Utami mulai membuka bisnis aneka masakan, termasuk kue. Modal awalnya hanya Rp 100.000. Setelah beberapa bulan berjalan, Rosidah terpikir untuk memfokuskan usahanya pada satu jenis makanan. Ia pun memilih donat dengan pertimbangan kue ini termasuk jajanan yang disukai semua kalangan. 

Berawal dari jualan donat keliling di kampung-kampung dan sekolah-sekolah, Rosidah Widya Utami sang pemilik brand DKU berhasil mengelola bisnis kue kering 'kampung' bercita rasa kelas atas.

Rosidah selalu kebanjiran orderan. Tak tanggung-tanggung, di Lebaran tahun ini omzet kue kering rumahan ini bisa menembus angka di atas Rp 1 miliar.

Menurut Rosidah, kue kering produksinya kini laris manis diminati masyarakat luas. Tidak hanya dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, kue keringnya yang diproduksi di Jombang, Jawa Timur ini sudah merambah hingga Kalimantan dan Sumatera.

Saking banyaknya pesanan, ia harus meminta bantuan pekerja untuk bisa memenuhi permintaan konsumen. Saat ini, usaha rumahan milik Rosida ini ikut dibantu sedikitnya 40 pegawai.

Ternyata tenaga bantuan itutidak cukup. Tanpa bermaksud menolak, Rosidah terpaksa ‘melepas’ orderan hingga 30% dari total permintaan yang nilainya mencapai Rp 300 juta-Rp 400 juta.

Menurut Rosidah, kunci utama mempertahankan pelanggan adalah dengan memberikan layanan dan kualitas terbaik. 

Rosidah Widya Utami kini sukses menjadi produsen donat ternama di Jombang, Jawa Timur. Dipasarkan dengan brand Donat Kampung Utami (DKU), produk donatnya dikenal luas hingga ke luar negeri. Omzetnya ratusan juta dalam sebulan.

Berawal dari hobi membuat kue, Rosidah Widya Utami kini sukses mengembangkan bisnis pembuatan donat dengan brand Donat Kampung Utami (DKU). Omzetnya dalam sebulan mencapai ratusan juta.

Sebagai jajanan kampung, saat itu donatnya dijual dengan harga Rp 500 per biji. 
Ia merintis usaha pembuatan donat dengan modal dan peralatan seadanya. Untuk mengaduk adonan donat, semisal, seharusnya memakai mixer ukuran besar. Namun, Rosidah memakai mixer biasa. 

Dibantu seorang pembantu, ia membuat ratusan donat saban hari dan menjajakan ke sekolah-sekolah. Agar produknya makin dikenal, Rosidah juga rajin mengikuti berbagai pameran wirausaha makanan. Setiap ada pameran di sekitar Jawa Timur, ia pasti ikut serta.

Bukan cuma itu saja, Utami juga memasarkan donat buatannya yang diberi merek Donat Kampung Utami (DKU) lewat blog pribadi. 

Sehari-hari, Rosidah tak pernah lupa menuliskan setiap aktivitas seputar usaha donat yang ia geluti, di blog. Bahkan, rezeki mengalir deras berkat blog pribadi tersebut.

Pada tahun 2008, ada investor Malaysia tertarik untuk membeli resep donat milik Utami. Bahkan, ia sampai diundang ke Malaysia. 

Sang investor Malaysia itu kemudian membuka gerai donat di Penang Malaysia dengan nama Nash Donut. Kini Nash Donut telah memiliki empat gerai yang berasal dari resep dasar Rosidah. Tiap bulan Nash masih membayar royalti pada Rosidah.

Hasil dari penjualan resep plus pembayaran royalti itu cukup lumayan. Rosidah memanfaatkannya untuk mengembangkan usaha yang membuka gerai donat di Jombang. Pada 2009, Rosidah mulai membuka gerai donat bernama Roshberry Donuts and Coffee di Jombang.
Selain resep, pengusaha asal Negeri Jiran itu juga membeli tepung donat dari Utami. Selama ini, ia memang memasarkan tepung donat ke kalangan umum tidak hanya ke pengusaha Malaysia itu. Harga jual tepung donat mulai Rp 50.000-Rp 200.000 per 1,5 kilogram (kg).

Belajar dari mitranya di Malaysia itu, Rosidah sadar akan pentingnya peran marketing agar usahanya makin berkembang. Rosidah pun mulai membenahi sistem pemasaran dan operasional usahanya. 

Dengan membuka gerai donat, Rosidah juga ingin agar donat buatannya itu naik kelas sehingga lebih bergengsi. Kualitas donat produknya dinaikkan ke kelas premium dengan harga Rp 4.000 per buah. Logo dan kemasan donatnya pun ia buat dengan standar yang lebih baik. 

Utami juga membuat website sendiri, bahkan mengiklankan produknya secara berbayar via sejumlah media internet, seperti Google dan Facebook. 

Pelanggan donatnya terbesar di berbagai daerah di Pulau Jawa, Sumatra, hingga Kalimantan.

Sejak tahun 2008, beberapa negara, seperti Hong Kong, Malaysia, dan Singapura juga telah menjadi langganan tetap donat buatan Utami. Selain itu, ia juga memasarkan produk donat itu ke London dan Belanda.

Selama 11 tahun mengendalikan usaha, telah banyak kemajuan yang dicapai. Bahkan, DKU telah menjelma sebuah grup usaha yang membidangi beberapa cabang usaha. 

Ia juga merambah bisnis restoran dengan mendirikan rumah makan Sari Rasa di Jombang. Tahun ini, Utami juga telah menambah tiga bisnis baru ke dalam grupnya. Di antaranya bisnis toko oleh-oleh khas Jombang. Dua lainnya tidak terkait dengan bisnis makanan, yakni jasa hosting desain web dan marketing, serta bisnis fashion and jewelry.


Sumber :
http://rosidahwidya.blogspot.com/
http://bisniskeuangan.kompas.com/
http://www.dkudonuts.com/

No comments :

Post a Comment